Jumat, 08 Agustus 2014

Kau Bukan Dia

^KAU BUKAN DIA^
+By :: Devie Archanie+


Sore ini aku pergi ke pemakaman nya. Ku letakkan karangan bunga yang ku bawa dari toko kami. Bunga mawar merah 23 tangkai di dalamnya. Angka yang mewakili usianya sekarang. Yah, usianya, jika ia masih ada. Empat tahun sudah berlalu, dia pergi meninggalkanku. Dia seseorang yang sangat berarti untukku saat kami masih bersama dulu. Sekarang pun, selalu. Setelah dari pemakaman, aku kembali ke toko. Toko bunga ini adalah toko kami. Toko yang kami bangun sejak kami masih duduk di kelas 2 SMA. Ke cinta-an nya pada bunga membuatku juga menyukai bunga yang juga menyembuhkan ku dari alergi bunga. Dia tak bisa terganti oleh siapapun. Karena, belum ada orang lain yang dapat menggantikannya di hatiku.
Hari semakin larut. Aku bersiap menutup toko. Bunga-bunga yang berada di depan toko segera ku pindahkan ke dalam. Meski berat mengerjakannya sendirian, tapi, aku tidak mengeluh. Karena, aku selalu membayangkan melakukannya bersama dia,Hajey. Jadi rasanya.... tetap menyenangkan. Setelah semuanya selesai aku masukkan ke toko, Telepon di toko berdering. Kriing!!! Sebelim ku angkat, aku melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 21.45 malam. Hah! Siapa yah, malam-malam gini yang menelpon?! Batinku. Segera lah ku angkat telpon itu yang semakin keras bunyinya.
"Hallo, selamat malam. Dengan toko bunga Han_Jey di sini. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya ku dengan lengkap.
"Hai Hanie, apa kabar? Ini aku Hajey. Aku sudah kembali dari luar negeri." Ucap nya.
DHEG! Siapa orang ini? Batinku.
"Maaf, kau siapa? Siapa kau bilang? Hajey? Kau sedang bergurau? Kalau tidak penting, akan ku tutup telponnya." Jawabku dengan ketus.
"Hanie, kok kamu gitu? ini aku serius deh!" katanya lagi.
Orang ini, benar-benar yah!
"Aku ada di depan toko kita. Keluarlah! " katanya lagi.
Toko kita? Orang ini siapa sih? benar-benar! Aku segera tutup telponnya. Karena, aku tak suka di kerjai orang yang sok misterius. Menyebalkan!
Setelah selesai beres-beres, aku segera pulang. Saat aku melangkahkan kaki, ku lihat di depan toko ada orang lain. Siapa dia?
Aku segera mengunci toko. Dia melangkah perlahan mendekatiku.
"Maaf, toko kami sudah tutup. Datanglah besok lagi yah!" Kata ku belum melihat wajahnya.
"Kenapa kau memutuskan telpon dariku begitu saja?" Tanyanya.
"Apa?" Aku terkejut dan melihatnya.
DHEG! Ha,HaJey. . . Tidak mungkin. Dia sudah meninggal sejak 4 tahun lalu. Mana mungkin dia..... hidup lagi! Tanpa sadar, air mataku menetes. Tetes demi tetes hingga aku menangis.
"Hah! Hanie ternyata kamu masih cengeng yah!" Ledeknya sambil tersenyum.
Aku berhenti menangis kemudian memandangi wajahnya. Mirip. Mirip sekali. Benarkah dia Hajey?
"Kamu mau pulang? Aku antar yah. Tapi, kita cari makanan dulu. Aku lapar sekali. Heehehe..." katanya.
Dulu, saat Hajey merasa lapar, dia juga berkata begitu. Dia kah Hajey yang ku kenal? Tapi, tetap dia bukan Hajey. Aku tersenyum. Menghargai samaran orang ini.
"Baiklah, ayo! Aku juga lapar nih... hehehe.." Jawabku.
Kami pergi dengan motornya. Motor ini, mirip sekali dengan motor Hajey. Siapa orang ini? Fans nya Hajey? Dia mengendarai motor nya dengan santai. Kami menghampiri sebuah restourant, namun sudah tutup. Tidak biasanya. Lalu kami mencari tempat makan yang lain. Tiba-tiba, aku merasa merinding. Tengah malam begini, bertemu orang yang mirip dengan Hajey. Sedangkan sudah 4 tahun Hajey meninggal. Mungkinkah.... Pria ini adalah hantu Hajey? Aku semakin ketakutan. Namun, aku tetap berusaha tenang. Tidak lama, dia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. ASTAGAAAAA!!!!!!!! Ngeri banget! Sebelumnya, Hajey gak pernah ngebut saat mengendarai motor apalagi sedang menggoncengku. Orang ini, siapa dia?!
"Heeeeeeyyy........... pelan-pelan sedikit!" Perintahku. "Kau mau mati ya?" lanjutku.
"Tenang saja, aku sudah biasa." Jawabnya.
"Aku akan lompat bila kau tak mau pelan-pelan!!" Ancamku.
"Baiklah. Eh, Hanie.. Disana ada restourant yang masih buka. Mau makan di sana?" Tanya nya.
Akhirnya, dia gak ngebut lagi. Kami mendekati restourant itu. Sepertinya baru. Tapi, restourant itu khusus makanan laut. Kenapa dia ... mengajak ku makan di situ? Semakin tak percaya aku bila dia Hajey kekasihku.
"Nah, ayo masuk lah!" Ajaknya.
"Hei, kamu yakin gak salah pilih tempat?" Tanya ku heran.
"Nngga kok. Ayo masuk. Udang di sini enak." Ajaknya.
Kami pun masuk dan memesan makanan.
Setelah pesanan kami datang, kami makan dengan lahap. Benar! Enak sekali Udang nya. Nyaaamm.... :3
Orang ini, makan udang nya banyak sekali. Jika dia Hajey, Hajey tak kan memakan itu. Bahkan menyentuh pun tidak. Semakin aku tau, orang ini hanya menyamar sebagai Hajey. Tapi, kenapa?
"Aduh.. kenyangnya..." Katanya. "Sekarang kita mau kemana?" Tanyanya lagi.
"Eh lihat! ada jangkrik!" Katanya sambil mengambil jangkrik itu dan menunjukkannya padaku.
"Hanie, lihat jangkrik ini!" ucapnya.
"Kau apa-apaan sih? Untung restourant ini sepi pengunjungnya. Sudah lepaskan jangkrik itu." Kataku semakin kesal.
"Kenapa dari tadi kau tidak pernah memanggilku Hajey? Selalu "hey" "kau" kenapa?" tanya nya tiba-tiba.
"Kau serius mau tau jawabannya?" tanyaku.
"Iya" Jawabnya sambil mengangguk beberapa kali.
"Karena kamu bukan Hajey" Kata ku dengan tegas.
"Aku Hajey." Guraunya.
"Dengar kan aku yah, Hajey itu tidak pernah ngebut saat naik motor apalagi saat dia sedang memboncengiku. Kemudian, Hajey itu tidak suka sama makanan yang berbau amis, yaitu makanan laut. Lalu....... huh!" Aku menghela napas. Kemudian aku menarik napas dalam-dalam. "Hajey, itu orangnya geli-an sama yang namanya serangga juga hewan yang bertubuh lunak...Hajey paling tidak suka berbohong.... Hajey... Hajey.....itu..sebenarnya dia.... sudah meninggal sejak 4 tahun lalu..." Semakin berkata, air mataku semakin menetes.
"Maafkan aku Hanie. Aku melakukan ini agar kamu jadi menyukaiku. Karnanya, aku menyamar jadi Hajey. Beberapa tahun lalu, aku lihat statusmu, 'dia pergi jauh' aku kira dia pergi keluar negeri. Karena waktu SMA dia bilang dia akan pergi saat dia lulus sekolah. Lalu aku menyamar menjadi dirinya. Sampai aku pergi keluar negeri dan meng-operasi wajah ku menjadi serupa dengan wajahnya. Sampai akhirnya, aku memiliki wajah yang mirip dengannya. Kemudian, aku mengubah identitasku menjadi dia. Namun, kau tetap tak menyukaiku. Aku tampan dan aku kaya aku heran kenapa kau tidak memilih ku saat itu? melainkan memilih Hajey. Kini aku tau kenapa kau menyukainya.. Aku sudah memahaminya. Maaf yah Hanie, aku benar-benar minta maaf. Hanie, jangan menangis lagi yah..." Jelasnya panjang lebar.
"Sudahlah... Terimakasih, kau mengakuinya. . ." Hanya itu yang dapat ku katakan.
"Hanie, bolehkah aku tetap memakai wajah yang sama dengan nya?" tanyanya.
"Meski wajahmu sama, Tapi, tetap kau bukan dia."
^SELESAI^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar