^KAU
BUKAN DIA^
+By
:: Devie Archanie+
Sore
ini aku pergi ke pemakaman nya. Ku letakkan karangan bunga yang ku
bawa dari toko kami. Bunga mawar merah 23 tangkai di dalamnya. Angka
yang mewakili usianya sekarang. Yah, usianya, jika ia masih ada.
Empat tahun sudah berlalu, dia pergi meninggalkanku. Dia seseorang
yang sangat berarti untukku saat kami masih bersama dulu. Sekarang
pun, selalu. Setelah dari pemakaman, aku kembali ke toko. Toko bunga
ini adalah toko kami. Toko yang kami bangun sejak kami masih duduk di
kelas 2 SMA. Ke cinta-an nya pada bunga membuatku juga menyukai bunga
yang juga menyembuhkan ku dari alergi bunga. Dia tak bisa terganti
oleh siapapun. Karena, belum ada orang lain yang dapat
menggantikannya di hatiku.
Hari
semakin larut. Aku bersiap menutup toko. Bunga-bunga yang berada di
depan toko segera ku pindahkan ke dalam. Meski berat mengerjakannya
sendirian, tapi, aku tidak mengeluh. Karena, aku selalu membayangkan
melakukannya bersama dia,Hajey. Jadi rasanya.... tetap menyenangkan.
Setelah semuanya selesai aku masukkan ke toko, Telepon di toko
berdering. Kriing!!! Sebelim ku angkat, aku melihat jam dinding yang
menunjukkan pukul 21.45 malam. Hah! Siapa yah, malam-malam gini yang
menelpon?! Batinku. Segera lah ku angkat telpon itu yang semakin
keras bunyinya.
"Hallo,
selamat malam. Dengan toko bunga Han_Jey di sini. Ada yang bisa kami
bantu?" Tanya ku dengan lengkap.
"Hai
Hanie, apa kabar? Ini aku Hajey. Aku sudah kembali dari luar negeri."
Ucap nya.
DHEG!
Siapa orang ini? Batinku.
"Maaf,
kau siapa? Siapa kau bilang? Hajey? Kau sedang bergurau? Kalau tidak
penting, akan ku tutup telponnya." Jawabku dengan ketus.
"Hanie,
kok kamu gitu? ini aku serius deh!" katanya lagi.
Orang
ini, benar-benar yah!
"Aku
ada di depan toko kita. Keluarlah! " katanya lagi.
Toko
kita? Orang ini siapa sih? benar-benar! Aku segera tutup telponnya.
Karena, aku tak suka di kerjai orang yang sok misterius. Menyebalkan!
Setelah
selesai beres-beres, aku segera pulang. Saat aku melangkahkan kaki,
ku lihat di depan toko ada orang lain. Siapa dia?
Aku
segera mengunci toko. Dia melangkah perlahan mendekatiku.
"Maaf,
toko kami sudah tutup. Datanglah besok lagi yah!" Kata ku belum
melihat wajahnya.
"Kenapa
kau memutuskan telpon dariku begitu saja?" Tanyanya.
"Apa?"
Aku terkejut dan melihatnya.
DHEG!
Ha,HaJey. . . Tidak mungkin. Dia sudah meninggal sejak 4 tahun lalu.
Mana mungkin dia..... hidup lagi! Tanpa sadar, air mataku menetes.
Tetes demi tetes hingga aku menangis.
"Hah!
Hanie ternyata kamu masih cengeng yah!" Ledeknya sambil
tersenyum.
Aku
berhenti menangis kemudian memandangi wajahnya. Mirip. Mirip sekali.
Benarkah dia Hajey?
"Kamu
mau pulang? Aku antar yah. Tapi, kita cari makanan dulu. Aku lapar
sekali. Heehehe..." katanya.
Dulu,
saat Hajey merasa lapar, dia juga berkata begitu. Dia kah Hajey yang
ku kenal? Tapi, tetap dia bukan Hajey. Aku tersenyum. Menghargai
samaran orang ini.
"Baiklah,
ayo! Aku juga lapar nih... hehehe.." Jawabku.
Kami
pergi dengan motornya. Motor ini, mirip sekali dengan motor Hajey.
Siapa orang ini? Fans nya Hajey? Dia mengendarai motor nya dengan
santai. Kami menghampiri sebuah restourant, namun sudah tutup. Tidak
biasanya. Lalu kami mencari tempat makan yang lain. Tiba-tiba, aku
merasa merinding. Tengah malam begini, bertemu orang yang mirip
dengan Hajey. Sedangkan sudah 4 tahun Hajey meninggal. Mungkinkah....
Pria ini adalah hantu Hajey? Aku semakin ketakutan. Namun, aku tetap
berusaha tenang. Tidak lama, dia mengendarai motornya dengan
kecepatan tinggi. ASTAGAAAAA!!!!!!!! Ngeri banget! Sebelumnya, Hajey
gak pernah ngebut saat mengendarai motor apalagi sedang
menggoncengku. Orang ini, siapa dia?!
"Heeeeeeyyy...........
pelan-pelan sedikit!" Perintahku. "Kau mau mati ya?"
lanjutku.
"Tenang
saja, aku sudah biasa." Jawabnya.
"Aku
akan lompat bila kau tak mau pelan-pelan!!" Ancamku.
"Baiklah.
Eh, Hanie.. Disana ada restourant yang masih buka. Mau makan di
sana?" Tanya nya.
Akhirnya,
dia gak ngebut lagi. Kami mendekati restourant itu. Sepertinya baru.
Tapi, restourant itu khusus makanan laut. Kenapa dia ... mengajak ku
makan di situ? Semakin tak percaya aku bila dia Hajey kekasihku.
"Nah,
ayo masuk lah!" Ajaknya.
"Hei,
kamu yakin gak salah pilih tempat?" Tanya ku heran.
"Nngga
kok. Ayo masuk. Udang di sini enak." Ajaknya.
Kami
pun masuk dan memesan makanan.
Setelah
pesanan kami datang, kami makan dengan lahap. Benar! Enak sekali
Udang nya. Nyaaamm.... :3
Orang
ini, makan udang nya banyak sekali. Jika dia Hajey, Hajey tak kan
memakan itu. Bahkan menyentuh pun tidak. Semakin aku tau, orang ini
hanya menyamar sebagai Hajey. Tapi, kenapa?
"Aduh..
kenyangnya..." Katanya. "Sekarang kita mau kemana?"
Tanyanya lagi.
"Eh
lihat! ada jangkrik!" Katanya sambil mengambil jangkrik itu dan
menunjukkannya padaku.
"Hanie,
lihat jangkrik ini!" ucapnya.
"Kau
apa-apaan sih? Untung restourant ini sepi pengunjungnya. Sudah
lepaskan jangkrik itu." Kataku semakin kesal.
"Kenapa
dari tadi kau tidak pernah memanggilku Hajey? Selalu "hey"
"kau" kenapa?" tanya nya tiba-tiba.
"Kau
serius mau tau jawabannya?" tanyaku.
"Iya"
Jawabnya sambil mengangguk beberapa kali.
"Karena
kamu bukan Hajey" Kata ku dengan tegas.
"Aku
Hajey." Guraunya.
"Dengar
kan aku yah, Hajey itu tidak pernah ngebut saat naik motor apalagi
saat dia sedang memboncengiku. Kemudian, Hajey itu tidak suka sama
makanan yang berbau amis, yaitu makanan laut. Lalu....... huh!"
Aku menghela napas. Kemudian aku menarik napas dalam-dalam. "Hajey,
itu orangnya geli-an sama yang namanya serangga juga hewan yang
bertubuh lunak...Hajey paling tidak suka berbohong.... Hajey...
Hajey.....itu..sebenarnya dia.... sudah meninggal sejak 4 tahun
lalu..." Semakin berkata, air mataku semakin menetes.
"Maafkan
aku Hanie. Aku melakukan ini agar kamu jadi menyukaiku. Karnanya, aku
menyamar jadi Hajey. Beberapa tahun lalu, aku lihat statusmu, 'dia
pergi jauh' aku kira dia pergi keluar negeri. Karena waktu SMA dia
bilang dia akan pergi saat dia lulus sekolah. Lalu aku menyamar
menjadi dirinya. Sampai aku pergi keluar negeri dan meng-operasi
wajah ku menjadi serupa dengan wajahnya. Sampai akhirnya, aku
memiliki wajah yang mirip dengannya. Kemudian, aku mengubah
identitasku menjadi dia. Namun, kau tetap tak menyukaiku. Aku tampan
dan aku kaya aku heran kenapa kau tidak memilih ku saat itu?
melainkan memilih Hajey. Kini aku tau kenapa kau menyukainya.. Aku
sudah memahaminya. Maaf yah Hanie, aku benar-benar minta maaf.
Hanie, jangan menangis lagi yah..." Jelasnya panjang lebar.
"Sudahlah...
Terimakasih, kau mengakuinya. . ." Hanya itu yang dapat ku
katakan.
"Hanie,
bolehkah aku tetap memakai wajah yang sama dengan nya?"
tanyanya.
"Meski
wajahmu sama, Tapi, tetap kau bukan dia."
^SELESAI^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar