Jumat, 08 Agustus 2014

Janji Seorang Ayah

*JANJI SEORANG AYAH*
^Devie Archanie^
Di hari ulang tahun ku yang ke 22 tahun ini, aku menerima hadiah yang begitu istimewa dari papa. Bahkan sekarang, aku sudah lupa kalau aku begitu sangat meng-inginkannya dulu. Tapi, papa masih mengingatnya. Hadiah ini membuat aku megingat kejadian saat aku baru berusia 5 tahun. Aku ngga nyangka, papa masih ingat dengan janjinya dulu. Waktu itu... Hidupku susah begitu miskin. Uang pun, pas-pasan.
*Mengingat masa lalu*
Aku dan papa jalan-jalan di daerah kota. Kami melewati gedung-gedung besar. Meski dengan sepeda yang papa goes dengan santai, aku sangat menikmati perjalanan kami. Banyak kendaraan mewah melintas dekat kami. Perlahan, Papa menggoes sepedanya nya lebih pelan dan kami berhenti di trotoar.
"Pa, aku haus boleh jajan?" Tanyaku.
"Papa ngga ada uang untuk beli minuman. Lagipula, kita kan bawa minum dari rumah. Sebentar yaa..."
Papa mengambil kantong plastik yang berisi air minum dalam botol yang di gantung di setang sepedanya.
"Ini. Munimlah dan hausmu akan hilang."
Kata papa sembari memberikan botol minuman itu pada ku.
"Ngga mau.... Aku mau beli yang di ujung jalan sana aja...."
"Hanie, kalau jajan di daerah sini harganya lebih mahal dari pada di daerah rumah kita. Begini, sekarang kamu minum, habis itu kita pergi ke toko boneka dan papa akan membelikanmu satu." Ucap papa.
"Benar?" Aku langsung senang dan meminum air yang papa berikan.
"Iya." Papa tersenyum.
Benar saja, aku di ajak pergi ke toko boneka. Yang tempatnya tidak jauh dari daerah ini. Aku sangat senang. Dan papa benar-benar membelikan aku boneka yang selama ini aku impikan. Boneka barbie. Boneka yang seperti teman-teman miliki aku juga punya sekarang.
"Kamu menyukainya?" Tanya papa.
"Hmm... Aku sangat menyukainya." Aku menatap papa.
"Terimakasih yah pa."
"Iyah sayang. Kebetulan papa baru dapat rezeki dan papa ingin memberikan hadiah untukmu. Dan selamat ulang tahun yang ke 5 tahun yaa...:)" Ucap papa.
"Terimakasih pa".
Saat kami keluar toko, di depan toko di balik kacanya ada sebuah rumah-rumahan untuk boneka barbie dan aku sangat menginginkan nya.
"Papa, rumah-rumahannya bagus." Kataku memandangi rumah-rumahan itu.
"Kamu suka?" Tanya papa.
"Hmm . Aku suka dan aku meng-inginkannya. Bolehkah aku memilikinya pa?"
Papa tampak sedih melihat bandrol harga rumah-rumahan itu. Aku ngga ngerti itu harganya berapa. Untung aku pernah belajar sama mama. Aku lihat, angka pertamanya 5 di belakangnya banyak angka 0 ada 5. Mama bilang, kalau jumlah 0 nya ada 5 itu berarti uangnya sangat banyak. Dan.... Papa ngga pernah punya uang sebanyak itu. Aku... Ingin punya mainan itu.
"Hanie," Panggil papa.
"Aku ingin itu pa." Kataku yang hampir menangis.
"Kita pulang yah. Nanti, kalau papa ada uang, kita kesini lagi yah."
"Nngga mau. Papa pulang aja. Aku masih mau di sini."
"Hanie, dengarkan papa, papa ngga punya uang sebanyak itu. Jadi kita pulang yah. Nanti kita beli kalau papa ada uangnya."
"Nngga mau. Kalau pulang, nanti ada orang lain yang membelinya pa."
"Sayang, papa yakin kok rumah-rumahan itu, ngga akan ada yang beli. Karena nanti papa yang akan membelikannya untuk kamu sayang. Papa janji. Kamu akan memilikinya. Sekarang kita pulang yah?"
"Papa... Janji yah?"
"Iyah, papa janji. Kamu juga berjanjilah, akan rajin belajar ya. Buatlah papamu ini bangga padamu. Ohh, Rumah-rumahan pink itu kan yang kamu mau? Papa janji akan membelikannya untukmu. Meski butuh waktu yang lama, tapi pasti papa akan membeli nya untuk kamu yah. Sekarang kita pulang."
"Aku pandangi dulu yah pa. Aku akan meng-ingat nya. Supaya papa ngga salah beli." Kataku.
"Baiklah."
Setelah itu aku masuk TK,SD,SMP,SMA, dan Belajar di universitas ternama. Aku bisa sekolah karena bantuan dari pemerintah. Juga karena kemurahan Tuhan. Aku benar-benar rajin belajar menepati janjiku pada papa. Sampai-sampai, aku udah ngga pernah ingat lagi tentang rumah-rumahan itu. Karena aku fokus belajar. Dan sekarang aku sudah berhasil menjadi dokter specialis jantung karena beasiswa penuh.
****
"Maaf, papa baru bisa memberikannya sekarang." Kata papa.
"Pa, Terimakasih yah. Aku senang menerimanya. Ini hadiah yang paling istimewa buat aku." Ucapku.
"Harganya... tidak mahal. Seorang dokter, apa ngga apa menerima hadiah kecil ini dan sudah lama? " Ucap papa.
"Dokter kan, juga manusia pa. Hehehe... :P " Ledekku.
Aku memandangi rumah-rumahan ini. Benar-benar yang dulu yang aku inginkan. Suatu saat, aku yang akan membelikannya untuk papa. Tapi yang asli. :)
"Pa, terimakasih karena udah berusaha menepati janji papa." Ucapku.
"Tidak. Justru, kamu lah yang telah berusaha menepati janjimu. Dan sekarang papa sangat bangga padamu , nak." Puji papa.
"Papa..." Aku memeluk papa dan menangis.
"Terimakasih, karena udah mau jadi papa ku.... Meskipun aku keras kepala tetapi papa selalu lemah lembut padaku. Terimakasih yah paa..."
"Selamat ulang tahun ya, Hanie. Kamu Hebat, Kamu Luar Biasa. Jangan takut pada masalah apapun. Hanie, setumpuk puncak yang lain menunggu untuk kamu raih. Jalan terus dan jaga kesehatanmu. Selamat, sekali lagi selamat telah berhasil menjadi dokter. Papa bangga padamu."
"Terimakasih pa. Mari, nikmati pestanya. Makananya enak-enak pa. Dulu kita ngga pernah makan makanan seenak ini yah.. :D Hehehe..."
"Kamu ini. Ayo kita makan sampai kenyaaaang!!." Ajak papa.
"Kalo itu sih pasti."
Tuhan, terimakasih, papa yang baik yang ngga ada dua nya, engkau berikan nya padaku. Aku bahagia sekali. Aku akan selalu, membuat papaku bangga pada ku. :) I LOVE YOU,DAD. :D
"Kehidupan bisa berubah. Tergantung pada dirimu sendiri yang mau memutuskan yang mana. Menerima keadaan SAAT INI atau merubahnya menjadi lebih baik. Pilihan ada di tangan kamu yang mau berusaha dan mau sukses."


^SELESAI^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar