*JANJI
SEORANG AYAH*
^Devie
Archanie^
Di
hari ulang tahun ku yang ke 22 tahun ini, aku menerima hadiah yang
begitu istimewa dari papa. Bahkan sekarang, aku sudah lupa kalau aku
begitu sangat meng-inginkannya dulu. Tapi, papa masih mengingatnya.
Hadiah ini membuat aku megingat kejadian saat aku baru berusia 5
tahun. Aku ngga nyangka, papa masih ingat dengan janjinya dulu. Waktu
itu... Hidupku susah begitu miskin. Uang pun, pas-pasan.
*Mengingat
masa lalu*
Aku
dan papa jalan-jalan di daerah kota. Kami melewati gedung-gedung
besar. Meski dengan sepeda yang papa goes dengan santai, aku sangat
menikmati perjalanan kami. Banyak kendaraan mewah melintas dekat
kami. Perlahan, Papa menggoes sepedanya nya lebih pelan dan kami
berhenti di trotoar.
"Pa,
aku haus boleh jajan?" Tanyaku.
"Papa
ngga ada uang untuk beli minuman. Lagipula, kita kan bawa minum dari
rumah. Sebentar yaa..."
Papa
mengambil kantong plastik yang berisi air minum dalam botol yang di
gantung di setang sepedanya.
"Ini.
Munimlah dan hausmu akan hilang."
Kata
papa sembari memberikan botol minuman itu pada ku.
"Ngga
mau.... Aku mau beli yang di ujung jalan sana aja...."
"Hanie,
kalau jajan di daerah sini harganya lebih mahal dari pada di daerah
rumah kita. Begini, sekarang kamu minum, habis itu kita pergi ke toko
boneka dan papa akan membelikanmu satu." Ucap papa.
"Benar?"
Aku langsung senang dan meminum air yang papa berikan.
"Iya."
Papa tersenyum.
Benar
saja, aku di ajak pergi ke toko boneka. Yang tempatnya tidak jauh
dari daerah ini. Aku sangat senang. Dan papa benar-benar membelikan
aku boneka yang selama ini aku impikan. Boneka barbie. Boneka yang
seperti teman-teman miliki aku juga punya sekarang.
"Kamu
menyukainya?" Tanya papa.
"Hmm...
Aku sangat menyukainya." Aku menatap papa.
"Terimakasih
yah pa."
"Iyah
sayang. Kebetulan papa baru dapat rezeki dan papa ingin memberikan
hadiah untukmu. Dan selamat ulang tahun yang ke 5 tahun yaa...:)"
Ucap papa.
"Terimakasih
pa".
Saat
kami keluar toko, di depan toko di balik kacanya ada sebuah
rumah-rumahan untuk boneka barbie dan aku sangat menginginkan nya.
"Papa,
rumah-rumahannya bagus." Kataku memandangi rumah-rumahan itu.
"Kamu
suka?" Tanya papa.
"Hmm
. Aku suka dan aku meng-inginkannya. Bolehkah aku memilikinya pa?"
Papa
tampak sedih melihat bandrol harga rumah-rumahan itu. Aku ngga ngerti
itu harganya berapa. Untung aku pernah belajar sama mama. Aku lihat,
angka pertamanya 5 di belakangnya banyak angka 0 ada 5. Mama bilang,
kalau jumlah 0 nya ada 5 itu berarti uangnya sangat banyak. Dan....
Papa ngga pernah punya uang sebanyak itu. Aku... Ingin punya mainan
itu.
"Hanie,"
Panggil papa.
"Aku
ingin itu pa." Kataku yang hampir menangis.
"Kita
pulang yah. Nanti, kalau papa ada uang, kita kesini lagi yah."
"Nngga
mau. Papa pulang aja. Aku masih mau di sini."
"Hanie,
dengarkan papa, papa ngga punya uang sebanyak itu. Jadi kita pulang
yah. Nanti kita beli kalau papa ada uangnya."
"Nngga
mau. Kalau pulang, nanti ada orang lain yang membelinya pa."
"Sayang,
papa yakin kok rumah-rumahan itu, ngga akan ada yang beli. Karena
nanti papa yang akan membelikannya untuk kamu sayang. Papa janji.
Kamu akan memilikinya. Sekarang kita pulang yah?"
"Papa...
Janji yah?"
"Iyah,
papa janji. Kamu juga berjanjilah, akan rajin belajar ya. Buatlah
papamu ini bangga padamu. Ohh, Rumah-rumahan pink itu kan yang kamu
mau? Papa janji akan membelikannya untukmu. Meski butuh waktu yang
lama, tapi pasti papa akan membeli nya untuk kamu yah. Sekarang kita
pulang."
"Aku
pandangi dulu yah pa. Aku akan meng-ingat nya. Supaya papa ngga salah
beli." Kataku.
"Baiklah."
Setelah
itu aku masuk TK,SD,SMP,SMA, dan Belajar di universitas ternama. Aku
bisa sekolah karena bantuan dari pemerintah. Juga karena kemurahan
Tuhan. Aku benar-benar rajin belajar menepati janjiku pada papa.
Sampai-sampai, aku udah ngga pernah ingat lagi tentang rumah-rumahan
itu. Karena aku fokus belajar. Dan sekarang aku sudah berhasil
menjadi dokter specialis jantung karena beasiswa penuh.
****
"Maaf,
papa baru bisa memberikannya sekarang." Kata papa.
"Pa,
Terimakasih yah. Aku senang menerimanya. Ini hadiah yang paling
istimewa buat aku." Ucapku.
"Harganya...
tidak mahal. Seorang dokter, apa ngga apa menerima hadiah kecil ini
dan sudah lama? " Ucap papa.
"Dokter
kan, juga manusia pa. Hehehe... :P " Ledekku.
Aku
memandangi rumah-rumahan ini. Benar-benar yang dulu yang aku
inginkan. Suatu saat, aku yang akan membelikannya untuk papa. Tapi
yang asli. :)
"Pa,
terimakasih karena udah berusaha menepati janji papa." Ucapku.
"Tidak.
Justru, kamu lah yang telah berusaha menepati janjimu. Dan sekarang
papa sangat bangga padamu , nak." Puji papa.
"Papa..."
Aku memeluk papa dan menangis.
"Terimakasih,
karena udah mau jadi papa ku.... Meskipun aku keras kepala tetapi
papa selalu lemah lembut padaku. Terimakasih yah paa..."
"Selamat
ulang tahun ya, Hanie. Kamu
Hebat, Kamu Luar Biasa. Jangan
takut pada masalah apapun. Hanie, setumpuk puncak yang lain menunggu
untuk kamu raih. Jalan terus dan jaga kesehatanmu. Selamat, sekali
lagi selamat telah berhasil menjadi dokter. Papa bangga padamu."
"Terimakasih
pa. Mari, nikmati pestanya. Makananya enak-enak pa. Dulu kita ngga
pernah makan makanan seenak ini yah.. :D Hehehe..."
"Kamu
ini. Ayo kita makan sampai kenyaaaang!!." Ajak papa.
"Kalo
itu sih pasti."
Tuhan,
terimakasih, papa yang baik yang ngga ada dua nya, engkau berikan nya
padaku. Aku bahagia sekali. Aku akan selalu, membuat papaku bangga
pada ku. :) I LOVE
YOU,DAD. :D
"Kehidupan
bisa berubah. Tergantung pada dirimu sendiri yang mau memutuskan yang
mana. Menerima keadaan SAAT INI atau merubahnya menjadi lebih baik.
Pilihan ada di tangan kamu yang mau berusaha dan mau sukses."
^SELESAI^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar