*BUMBU
PERSAUDARAAN*
BY
: DEVIE ARCHANIE
Empat
tahun yang lalu, aku bertengkar hebat dengan kakak. Yah, bisa di
bilang kakak yang salah. Dan bukannya aku. Kami sempat tak bicara
selama satu hari. Tapi rasanya setahun. Karena biasanya, Kami selalu
bicara, meski perkataan kami membawa pertengkaran. Yeah, Sejak itu
aku benci sekali pada kakak. Waktu itu kami masih SD. Aku kelas 2 SD
dan Kakak kelas 5 SD. Sekarang kakak sudah SMP, kelas 3. Dan aku
kelas 6 SD. Jadi, pertengkaran kami sudah tak sehebat dulu. Mungkin
karena kakak sudah lebih dewasa sedikit, di banding dulu. Aku pun
sudah memaafkan kakak. Kejadiannya begini.
Pulang
sekolah, setelah makan siang, kami nonton tv di ruang tengah. Saat
itu mama ngga ada, sepertinya main di rumah tetangga godain anak
kecil yang lucu. Biasanya sih begitu. Nah, Si kakak, merebut remote
tv dari tanganku. Lalu dia ganti chanelnya. Dia mencari acara
smackdown (seperti gulat) itu acara kesukaan dia. Lalu, aku rebut
lagi remote tv dari tangan nya. Aku pun mengganti chanelnya. Karena
tadi aku kan lagi nonton film kartun. Lalu, Kakak kembali merebutnya.
"Kakak,
mama bilang kan ngga boleh nonton acara itu. Mama kan bilang, nonton
kartun aja." Tegurku.
"Hei,
mama kan sekarang lagi ngga ada. Jadi ngga masalah. Sudah, kamu main
boneka saja sana." Perintahnya.
"Kalau
mama marah, aku ngga mau belain lagi loh!" Ancamku.
"Iya,
iya... ngga usah belain deh." Dia masih asyik nonton.
"Wah,
jurusnya keren....!!!" Teriak kakak.
Aku
akhirnya mengalah. Aku duduk di lantai dan main boneka sendirian.
"Isseeeyy....."
Panggilnya mencurigakan.
"Eh?
Apa?" Aku merasakan pirasat buruk. Lebih dari kemarin-kemarin.
Saat
aku mau lari, kakak menghampiriku dan menendang ku sambil mengatakan,
"SmackDown!!!!"
Kemudian dia tertawa.
"Bagaimana
jurus baruku? Keren kan? hahahaha" Lanjutnya.
Kakak
itu, selalu se enak nya. Selalu menjadikan ku bonekanya untuk
mengeluarkan jurus barunya. Apa-apaan itu.
Sejak
kejadian itu, aku pingsan dan di larikan kerumah sakit. Malamnya,
sepulang dari rumah sakit, kakak di marahi mama habis-habisan. Sampai
dia di hukum tidak boleh masuk rumah. Akhirnya dia tidur di luar
rumah, di teras. Aku yang biasa belain kakak, karena dia juga bilang
ngga mau di belain, yaudah, aku ledekin. Habisnya aku benci sekali
dengannya. Bisa-bisa nya aku punya kakak seperti dia.
Menyebalkan!!!!!
Ke
esokan harinya, Aku sama sekali tidak bicara dengan kakak. Kami tidak
saling sapa. Di sekolah pun sama. Kami benar-benar bertengkar.
Saat
jam istirahat di sekolah, aku berkumpul dengan teman-temanku. Sambil
melihat teman-teman cowok main bola di lapangan. Ternyata,
teman-teman perempuan banyak yang suka pada kakak ku.
"Issey,
adiknya kak Hajey kan? kirim salam buatnya yaaa... Kyaaa* Kak Hajey
keren banget.......!!!! >_< ." Seru Bella teman
sekelasku.
"Hish!
Apa-nya yang keren? Orang menyebalkan begitu, di mana kerennya?!
Gara-gara dia kemarin aku masuk ke rumah sakit" Jawabku.
"Ih,
tapi... di sekolah dia ngga se-nyebelin yang kamu bilang Loh..."
Sela Chelsy, teman sekelasku juga.
"Iya,
aku aja sampe suka sama kak Hajey, kakaknya Issey... " Lanjut
Clara.
"Iyaa,
kak Hajey itu keren banget tau. Ayo.. kita teriak in namanya!"
Ajak Shintya.
"Iya...
Kyaaaa* Kak Hajey kereeeeeeeennnn......" Teriak teman-teman
perempuanku.
Kak
Hajey menoleh ke arah kami, dan melambaikan tangan. Hish! Sok keren!
"Hei,
Hajey itu ngga ada keren-kerennya. Kalian payah. Naksir cowok yang
J-E-L-E-K. " Tiba-tiba Jhon yang juga teman sekelasku, yang
menyukai acara smackdown seperti kakak, berkomentar.
#GLEK
"Heiii....
yang jelek itu kau! Bukan kakak ku!" Bentak ku. Marah.
"Apa
kau bilang? Kakak mu itu jelek... jelek... bahkan lebih jelek lagi
dari aku.!" Balasnya.
"Apa
katamu?! Awas kau yah!" Aku siap-siap untuk memukulnya.
Saat
aku mau memukulnya, tidak sampai. Karena dia orang nya tinggi. Dan
dia menarik rambutku yang di kuncir (ikat) dua.
"Ah!
Sakit."
"Jangan
sakiti adik ku....!!!!!!!" Teriak kakak ku, sambil menendang
Jhon. Jhon pun jatuh.
"BANCI!!!
Beraninya lawan anak cewek. Ayo lawan aku!"Perintah kakak ku.
"Ah,
Kakak?!" Aku terkejut. Dia menolongku.
Aku
melihat mereka berkelahi saling adu tinju. Awalnya kakak ku menang,
akhirnya kakak ku tumbang. Huh! Payah. Kalau Lawan nya aku, dia bisa
menang, sekarang, lawan teman ku, dia kalah.
"Kakak,
kau jangan bikin malu dong, harusnya orang yang nolong itu menang.
Malah kalah." Kataku.
"Aku
akan menunjukkan jurus baru ku!" Seruku.
Dari
jauh aku berlari lalu menendang Jhon sama seperti waktu kakak
menendangku. Aku berteriak,.....
"SmackDown!!!!!!!!"
Kemudian aku tertawa.
Akhirnya,
Jhon pun mengaku kalah padaku. Dan meminta maaf, karena telah
mengejek kakak ku. Lalu dia memintaku untuk jadi gurunya.
"Issey,
jadikan aku murid mu. Aku janji akan serius belajar jurus-jurus yang
kau ajarkan." Begitu katanya.
"Tidak
mau!" Jawabku.
****
Setelah
bell pulang. Sambil jalan pulang, kami mengobrol. Sepertinya, masalah
pertengkaran antara kakak dan aku kemarin terlupakan karena kejadian
hari ini.
"Issey,
terimakasih yah. Kamu hebat." Puji kakak ku yang sedikit
terluka.
"Iyah."
Jawabku malu-malu.
"Kenapa
kalian bertengkar sih? Kalian kan akrab." Tanya kakak.
"Dia
mengejek-mu, katanya kakak jelek."
"Loh,
kenapa kamu marah? Kan aku yang di ejek begitu." tanyanya
lembut.
"Karena...
karena... karena, Hanya aku yang boleh mengejek mu, orang lain ngga
boleh!" Bentakku.
"Eh?
Kenapa, kenapa begitu?"
"Karena,
ada yang bilang kalau kita kembar. Tetangga juga bilang begitu.
Karena memiliki wajah yang mirip denganmu, jika kau di bilang jelek,
tentu aku juga jelek. Aku kan tidak mau. Lagi pula.. aku tidak jelek
kok." Jawabku.
"Wah,
terimakasih...." Kata kakak sembari memelukku.
"Hei
, lepaskan!! Lagi pula, kenapa kakak ber terimakasih pada ku?"
Kakak
melepaskan pelukannya.
"Adik
ku yang manis, kamu kan tadi bilang, kalau kamu tidak jelek, berarti,
kakak juga tidak jelek kan? Kan kita kembar. Memiliki wajah yang
sama, kau ingat?" Kakak tersenyum.
Aku
pun tersenyum.
"Sekarang
udah ngga kembar. Wajah mu ada luka bekas tadi, aku kan ngga. Berarti
aku lebih cakep dari kakak." Ledekku.
"Hei,
ayolah ... Issey, kita kembaran aja, ya.. ngga ada ruginya kok. Kamu
jadi kembaran kakak." Ledeknya.
"Sudah,
ayo pulang, obati lukamu." Ajakku.
"Issey,
udah ngga marah sama kakak tentang yang kemarin?" Tanya kakak.
"Yang
mana yah, aku lupa. Udah lupain aja kak." Jawabku. Pura-pura
lupa.
"Issey,
sangat baik yah. Kakak beruntung punya adik seperti kamu. Kembar
lagi." Ledeknya.
"Hei,
sudah ku bilang kita ngga kembar lagi. Hilang kan dulu lukamu, baru
kita boleh kembar." Jawabku.
"Kembar
ya kembar, mana ada udah kembar, tiba - tiba ngga kembar lagi.
Hehehehehe...." Dia tertawa.
"Kakak,
sepulang sekolah... main boneka sama aku ya." Pintaku.
"Baiklah,
aku kan harus menuruti kembaranku. Sehabis makan siang, baru kita
main boneka yah. Tapi, ceritanya main smackdown pakai boneka."
Ledeknya.
"Huh!
Dasar. AWAS kalau kau menendang ku lagi. Oya, malam ini aku akan
bilang mama, supaya kakak ngga tidur di luar lagi." Lanjutku.
"Benarkah?
Terimakasih yah, Issey..."
"Ah,
iya-iya.. sama-sama kakak ku yang ganteng." Pujiku.
Kami
sama- sama tersenyum.
Sekarang,
kami sudah berbaikan. Meski pun akan bertengkar lagi, bagi kami hal
biasa. Karena, bagi kami, selain ada kekompakan, keceriaan, ngga
lengkap kalau ngga ada pertengkaran. Itulah bumbu dalam membangun
tali persaudaraan.
Itulah
kejadian empat tahun yang lalu. Menyenangkan. Dan kami pun, meski
beda usia 3 tahun, semakin besar, wajah kami memang semakin mirip.
Itu lah yang membuat kami saling melindungi satu sama lain.
*SELESAI*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar