Jumat, 08 Agustus 2014

Bumbu Persaudaraan

*BUMBU PERSAUDARAAN*
BY : DEVIE ARCHANIE


Empat tahun yang lalu, aku bertengkar hebat dengan kakak. Yah, bisa di bilang kakak yang salah. Dan bukannya aku. Kami sempat tak bicara selama satu hari. Tapi rasanya setahun. Karena biasanya, Kami selalu bicara, meski perkataan kami membawa pertengkaran. Yeah, Sejak itu aku benci sekali pada kakak. Waktu itu kami masih SD. Aku kelas 2 SD dan Kakak kelas 5 SD. Sekarang kakak sudah SMP, kelas 3. Dan aku kelas 6 SD. Jadi, pertengkaran kami sudah tak sehebat dulu. Mungkin karena kakak sudah lebih dewasa sedikit, di banding dulu. Aku pun sudah memaafkan kakak. Kejadiannya begini.
Pulang sekolah, setelah makan siang, kami nonton tv di ruang tengah. Saat itu mama ngga ada, sepertinya main di rumah tetangga godain anak kecil yang lucu. Biasanya sih begitu. Nah, Si kakak, merebut remote tv dari tanganku. Lalu dia ganti chanelnya. Dia mencari acara smackdown (seperti gulat) itu acara kesukaan dia. Lalu, aku rebut lagi remote tv dari tangan nya. Aku pun mengganti chanelnya. Karena tadi aku kan lagi nonton film kartun. Lalu, Kakak kembali merebutnya.
"Kakak, mama bilang kan ngga boleh nonton acara itu. Mama kan bilang, nonton kartun aja." Tegurku.
"Hei, mama kan sekarang lagi ngga ada. Jadi ngga masalah. Sudah, kamu main boneka saja sana." Perintahnya.
"Kalau mama marah, aku ngga mau belain lagi loh!" Ancamku.
"Iya, iya... ngga usah belain deh." Dia masih asyik nonton.
"Wah, jurusnya keren....!!!" Teriak kakak.
Aku akhirnya mengalah. Aku duduk di lantai dan main boneka sendirian.
"Isseeeyy....." Panggilnya mencurigakan.
"Eh? Apa?" Aku merasakan pirasat buruk. Lebih dari kemarin-kemarin.
Saat aku mau lari, kakak menghampiriku dan menendang ku sambil mengatakan,
"SmackDown!!!!" Kemudian dia tertawa.
"Bagaimana jurus baruku? Keren kan? hahahaha" Lanjutnya.
Kakak itu, selalu se enak nya. Selalu menjadikan ku bonekanya untuk mengeluarkan jurus barunya. Apa-apaan itu.
Sejak kejadian itu, aku pingsan dan di larikan kerumah sakit. Malamnya, sepulang dari rumah sakit, kakak di marahi mama habis-habisan. Sampai dia di hukum tidak boleh masuk rumah. Akhirnya dia tidur di luar rumah, di teras. Aku yang biasa belain kakak, karena dia juga bilang ngga mau di belain, yaudah, aku ledekin. Habisnya aku benci sekali dengannya. Bisa-bisa nya aku punya kakak seperti dia. Menyebalkan!!!!!
Ke esokan harinya, Aku sama sekali tidak bicara dengan kakak. Kami tidak saling sapa. Di sekolah pun sama. Kami benar-benar bertengkar.
Saat jam istirahat di sekolah, aku berkumpul dengan teman-temanku. Sambil melihat teman-teman cowok main bola di lapangan. Ternyata, teman-teman perempuan banyak yang suka pada kakak ku.
"Issey, adiknya kak Hajey kan? kirim salam buatnya yaaa... Kyaaa* Kak Hajey keren banget.......!!!! >_< ." Seru Bella teman sekelasku.
"Hish! Apa-nya yang keren? Orang menyebalkan begitu, di mana kerennya?! Gara-gara dia kemarin aku masuk ke rumah sakit" Jawabku.
"Ih, tapi... di sekolah dia ngga se-nyebelin yang kamu bilang Loh..." Sela Chelsy, teman sekelasku juga.
"Iya, aku aja sampe suka sama kak Hajey, kakaknya Issey... " Lanjut Clara.
"Iyaa, kak Hajey itu keren banget tau. Ayo.. kita teriak in namanya!" Ajak Shintya.
"Iya... Kyaaaa* Kak Hajey kereeeeeeeennnn......" Teriak teman-teman perempuanku.
Kak Hajey menoleh ke arah kami, dan melambaikan tangan. Hish! Sok keren!
"Hei, Hajey itu ngga ada keren-kerennya. Kalian payah. Naksir cowok yang J-E-L-E-K. " Tiba-tiba Jhon yang juga teman sekelasku, yang menyukai acara smackdown seperti kakak, berkomentar.
#GLEK
"Heiii.... yang jelek itu kau! Bukan kakak ku!" Bentak ku. Marah.
"Apa kau bilang? Kakak mu itu jelek... jelek... bahkan lebih jelek lagi dari aku.!" Balasnya.
"Apa katamu?! Awas kau yah!" Aku siap-siap untuk memukulnya.
Saat aku mau memukulnya, tidak sampai. Karena dia orang nya tinggi. Dan dia menarik rambutku yang di kuncir (ikat) dua.
"Ah! Sakit."
"Jangan sakiti adik ku....!!!!!!!" Teriak kakak ku, sambil menendang Jhon. Jhon pun jatuh.
"BANCI!!! Beraninya lawan anak cewek. Ayo lawan aku!"Perintah kakak ku.
"Ah, Kakak?!" Aku terkejut. Dia menolongku.
Aku melihat mereka berkelahi saling adu tinju. Awalnya kakak ku menang, akhirnya kakak ku tumbang. Huh! Payah. Kalau Lawan nya aku, dia bisa menang, sekarang, lawan teman ku, dia kalah.
"Kakak, kau jangan bikin malu dong, harusnya orang yang nolong itu menang. Malah kalah." Kataku.
"Aku akan menunjukkan jurus baru ku!" Seruku.
Dari jauh aku berlari lalu menendang Jhon sama seperti waktu kakak menendangku. Aku berteriak,.....
"SmackDown!!!!!!!!" Kemudian aku tertawa.
Akhirnya, Jhon pun mengaku kalah padaku. Dan meminta maaf, karena telah mengejek kakak ku. Lalu dia memintaku untuk jadi gurunya.
"Issey, jadikan aku murid mu. Aku janji akan serius belajar jurus-jurus yang kau ajarkan." Begitu katanya.
"Tidak mau!" Jawabku.
****
Setelah bell pulang. Sambil jalan pulang, kami mengobrol. Sepertinya, masalah pertengkaran antara kakak dan aku kemarin terlupakan karena kejadian hari ini.
"Issey, terimakasih yah. Kamu hebat." Puji kakak ku yang sedikit terluka.
"Iyah." Jawabku malu-malu.
"Kenapa kalian bertengkar sih? Kalian kan akrab." Tanya kakak.
"Dia mengejek-mu, katanya kakak jelek."
"Loh, kenapa kamu marah? Kan aku yang di ejek begitu." tanyanya lembut.
"Karena... karena... karena, Hanya aku yang boleh mengejek mu, orang lain ngga boleh!" Bentakku.
"Eh? Kenapa, kenapa begitu?"
"Karena, ada yang bilang kalau kita kembar. Tetangga juga bilang begitu. Karena memiliki wajah yang mirip denganmu, jika kau di bilang jelek, tentu aku juga jelek. Aku kan tidak mau. Lagi pula.. aku tidak jelek kok." Jawabku.
"Wah, terimakasih...." Kata kakak sembari memelukku.
"Hei , lepaskan!! Lagi pula, kenapa kakak ber terimakasih pada ku?"
Kakak melepaskan pelukannya.
"Adik ku yang manis, kamu kan tadi bilang, kalau kamu tidak jelek, berarti, kakak juga tidak jelek kan? Kan kita kembar. Memiliki wajah yang sama, kau ingat?" Kakak tersenyum.
Aku pun tersenyum.
"Sekarang udah ngga kembar. Wajah mu ada luka bekas tadi, aku kan ngga. Berarti aku lebih cakep dari kakak." Ledekku.
"Hei, ayolah ... Issey, kita kembaran aja, ya.. ngga ada ruginya kok. Kamu jadi kembaran kakak." Ledeknya.
"Sudah, ayo pulang, obati lukamu." Ajakku.
"Issey, udah ngga marah sama kakak tentang yang kemarin?" Tanya kakak.
"Yang mana yah, aku lupa. Udah lupain aja kak." Jawabku. Pura-pura lupa.
"Issey, sangat baik yah. Kakak beruntung punya adik seperti kamu. Kembar lagi." Ledeknya.
"Hei, sudah ku bilang kita ngga kembar lagi. Hilang kan dulu lukamu, baru kita boleh kembar." Jawabku.
"Kembar ya kembar, mana ada udah kembar, tiba - tiba ngga kembar lagi. Hehehehehe...." Dia tertawa.
"Kakak, sepulang sekolah... main boneka sama aku ya." Pintaku.
"Baiklah, aku kan harus menuruti kembaranku. Sehabis makan siang, baru kita main boneka yah. Tapi, ceritanya main smackdown pakai boneka." Ledeknya.
"Huh! Dasar. AWAS kalau kau menendang ku lagi. Oya, malam ini aku akan bilang mama, supaya kakak ngga tidur di luar lagi." Lanjutku.
"Benarkah? Terimakasih yah, Issey..."
"Ah, iya-iya.. sama-sama kakak ku yang ganteng." Pujiku.
Kami sama- sama tersenyum.
Sekarang, kami sudah berbaikan. Meski pun akan bertengkar lagi, bagi kami hal biasa. Karena, bagi kami, selain ada kekompakan, keceriaan, ngga lengkap kalau ngga ada pertengkaran. Itulah bumbu dalam membangun tali persaudaraan.
Itulah kejadian empat tahun yang lalu. Menyenangkan. Dan kami pun, meski beda usia 3 tahun, semakin besar, wajah kami memang semakin mirip. Itu lah yang membuat kami saling melindungi satu sama lain.


*SELESAI*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar