"I'll
Be Waiting You"
By:
Devie Archanie
Berkali-kali
alarm ku berdering, tapi, aduh... beneran deh aku masih mengantuk.
Harus kah aku bangun pagi-pagi begini?
"Eh?
Dimana ini?" Suara hati ku bertanya-tanya setelah aku membuka
mata.
Ruangan
ini bukan kamarku. Kenapa di sekelilingnya banyak bunga? Kamar ini
penuh dengan bunga. Bahkan lantainya juga bunga.
Karena
terkejut aku segera bangun dan berdiri. Benar-benar seperti menginjak
bunga... Huah, hebat... Jika ini mimpi, Rasanya tidak mau bangun.
Indah sekali tempat ini... >_<
"Kakak
sedang apa?" Tiba-tiba ada suara Baby adikku. Sehingga semua
yang aku lihat ini kembali seperti semula. Kamarku. Oh. "Yang
mudah datang, Mudah menghilang juga."
"Hmmm...
Apa beb?"
Aku
masih memejamkan mataku berusaha mendapatkan gambaran bunga tadi.
Namun, Baby mengayunkan tanganku sehingga aku terpaksa membuka mata.
Aku memandangi Baby.
"Kakak,
di minta mama membeli sayur ke pasar."
"Apa?
Inikan hari sabtu.. Kakak masih mau tidur dulu sayang. Bilang mama
sana!"
Baby
pun keluar dari kamarku. Benar saja. Yang tadi itu, cuma mimpi. Hmm,
Mimpi yang indah. Hmm.. Baiklah, karena sudah terbangun, sebaiknya,
aku segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok
gigi. Mandinya nanti aja. Dingin Sih.. Setelahnya, aku pergi ke dapur
mencari makanan manis. :3 Hehehehe... Aku suka banget sama makanan
manis. Seperti namaku. Hanie = Honey ^_^
"Ma..."
Berkali-kali aku memanggil mama, tapi mama ngga jawab. Mungkin mama
pergi ke pasar.
"Eh,
ada martabak special yang semalem. Untung aja, semalem aku sisa in
buat pagi ini. Makan ah.."
Aku
pun melahap martabak ini sampai mulutku penuh berisi martabak yang
siap untuk ku telan. :3
"Hanie,
tadi kamu panggil mama? Ada apa sayang?" Tanya mamaku yang
datang dari ruang tamu.
"Mama
dari mana?"
Tanya
ku dengan mulut penuh. Sehingga mengeluarkan suara yang aneh.
"Dari
depan. Mama nungguin tukang sayur, tapi, tukang sayur nya ngga lewat.
Jadi harus ke pasar. Kamu tolong kepasar yah?" Pinta mama.
"Lagi pula... Hari ini kan kamu libur." Lanjut mama.
Aku
menelan martabak yang ku makan.
"Iya
deh..." Jawab ku agak malas. "Mana uang nya?" Tanya ku
sambil mengenadahkan tangan kanan ku. Mama pun memberikan uang 50
ribuan.
"Beli
sayur bayam yah. Sama bakso. Sama... Hmmm, sosis deh. Kembaliannya
buat kamu." Mama ku tersenyum.
"($_$)
Eh, beneran nih ma? Asik. Oke deh. Oia, Belinya sama ibu-ibu yang
biasa kan?" Tiba-tiba aku jadi bersemangat.
"Iya.
Cepat yah."
"Siap
Bos..."
Aku
pun keluar rumah menuju pasar yang jaraknya kira-kira 500 meter. Jadi
semangat nih belanja nya. Hehehe, Aku, selain suka sama makanan yang
manis-manis, aku juga suka uang loh.. Hohoho... ^.^
Tiba-
tiba,
"ASTAGA!!!!
Gede beneeerr...."
Setengah
perjalanan, dari ke jauhan aku di buat takut oleh se ekor anjing.
Meski lagi diam aja, tapi... tetep aja bikin takut. Sebelum dia
ngeliat aku, mending aku jalan ke arah lain aja. *Cari aman lah...
Aku
berlari dengan cepat, karena aku takut di kejar. Hoh, pengalaman
buruk ku pada se ekor anjing itu banyak sekali. Aku pernah di kejar 3
ekor anjing milik tetangga ku dulu. Padahal saat itu, aku sedang main
sama teman-teman sebaya. Itu saat aku masih SD. Karena takut di
kejar, aku lari mengelilingi lapangan yang cukup luas. Hoh, ngga
kebayang capeknya. Nah, pengalaman aku yang lain adalah, Aku juga
udah pernah di gigit sama anjing tetangga yang lain. Untung nya
pemiliknya tanggung jawab, kebetulan tetanggaku itu seorang dokter
jadi dia yang mengobati ku sampai aku sembuh. Nih, masih ada bekas
lukanya di tangan kiri aku. Huhuhu... Oia, adalagi nih pengalaman
saat aku masih SMP dulu. Gara-gara pengalaman buruk ini, aku jadi
ngga mau jongkok kalo ketemu anjing. JADI, Aku dulu main kerumah
saudara. Tetangga saudara aku itu punya se ekor anjing. Katanya sih
ngga galak. Aku, adik aku dan sepupu aku lagi jalan. Anjing itu
mendekati kami. Kata orang tua dulu, kalo ada anjing jongkok aja
pura-pura pegang batu mau nimpah, nanti juga anjing nya kabur. Jangan
lari, kalo lari pasti di kejar. JADI, Kami ikutin sarannya itu. Saat
kami jongkok, apa yang terjadi? Hah. Anjing itu bukannya kabur malah
mengelilingi kami dan anjing itu naik ke punggungku. Hoh! My God!!!!
Sudahlah, aku ngga mau ingat-ingat ke jadian itu lagi.
"Yah,
pokoknya, sampai sekarang aku masih takut sama seekor anjing. Meski
dia lagi diam aja. Tetep aja takut. -.- "
"HAHAHHAHAHA...."
Tiba-tiba, ada suara yang sepertinya menertawai ku. Tapi, cara
tertawanya aneh. Seperti di buat-buat. Siapa sih dia?
"HAHAHAHAHAHAHHHA...."
Suara tawa aneh itu, berasal dari sebuah rumah yang ada pohon besar
dan semak itu. Aku mencoba mendekatinya dan mencoba mencari tau.
Wajahnya...
ngga keliatan jelas, posisinya membelakangiku sih. Tapi sepertinya...
"Seorang
pria... Dia, Tertawa sambil memegang kumpulan kertas? Kenapa? Apa dia
gila?" Aku semakin penasaran. Aku mendekatinya lagi. Aku
bersembunyi di balik pohon dengan tangan kiri yang menyanggah di
pohon.
"Kyaaaaaaaaaa......"
Tiba-tiba aku teriak dan terjatuh di bawah pohon, ini karena tanganku
di kerumuni oleh semut hitam. Sepertinya aku beneran manis yah.. :3
"Hoh?
Siapa kamu? ngapain di situ?" Tanya pria itu sambil berjalan
mendekatiku. Dia pun mengulurkan tangan kanannya. Setelah melempar
kumpulan kertas yang dia pegang tadi.
Dia...
Lebih cakep kalo di liat dari depan. Kulitnya putih mulus, badannya
tinggi.. Ya'ampun.... >_<
"Nng..ngga
apa-apa?" Tanya nya lagi masih mengulurkan tangan nya.
Aku
menjabat tangannya. Telapak tangannya pun halus yah.. ^_^
"Hoho..
Nnga, aku ngga apa-apa kok... Hehe terimakasih yah. Udah bantu
berdiri."
"Jangan
deketin pohon itu lagi yah, memang banyak semutnya." Katanya
sambil tersenyum.
Bener.
Bener....
Bener-bener
CAKEP... <3 Kyaaaa... Aku menyukainya. <3 Suka sekali
padanya...
"Ah!
I,iiya.. Tapi, itu pohon apa?" Tanya ku dengan wajah yang
sengaja di imut-imut-in. *^_^
"Kamu
imut banget yah... ^_^ " Pujinya sambil tersenyum. *Kyaa... Dia
memujiku.
"Sebenernya,
Kamu ngga tau yah? Atau pura-pura ngga tau? Itu kan pohon rambutan.
Makanya banyak semutnya." Lanjutnya.
Aku
segera melihat ke atas pohon itu, ternyata bener pohon rambutan.
Banyak buahnya sih... Aku menatap wajahnya. Dia sedang memandangku.
*GLEK
Aduh...
Aku malu*
Sepertinya
wajah ku memerah karena malu, sehingga dia tertawa sampai
terpingkal-pingkal begitu. Tapi, tawanya kali ini lebih manis dan
lebih normal dari yang tadi. Dia sepertinya benar-benar tertawa
lepas. Tidak seperti tadi yang terkesan di buat-buat.
Hhehehe..
^^' Aku jadi ikutan tertawa. Meski aku ngga tau apa yang harus aku
tertawai.
"Hey,
udah dong ketawainnya. Ngeledek banget deh." pintaku. Dia pun
berhenti tertawa.
"Ehehehe..
Iya, iya sori. Habis nya lucu. Aku suka padamu. Siapa namamu?"
Tanyanya.
"Hanie.
17 thn. Kamu?" Tanyaku balik.
"Hajey.
19 thn. Salam kenal yah. Hanie. ^_^ "
"Nama
kamu, kayak orang Korea yah."
"Iya,
aku memang orang Korea."
"WHAT????
Kok, bahasa Indonesia kamu, fasih banget sih?"
"Iya.
Kan mama ku orang Indonesia, asli Jakarta. Aku juga bisa ngomong
Betawi. Neng Hanie, gelis euii.." Katanya.
Aku
yang mendengarnya jadi tertawa.
"Itu
mah bukan bahasa Betawi. Itu bahasa Sunda." Kataku.
"Oh,
hahaha... salah yah. Mian, Sori, Maaf... ^^' Aku kira di daerah sini
orang betawi semua. Soalnya, Setelah seminggu di Indonesia, Aku
pernah dengar kata-kata itu dari bibi penjual sayur di sana kepada
seorang gadis yang aku sukai. Saat itu kalo ngga salah, dia bersama
Ibunya. Tapi kok mirip kamu ya?" Katanya sambil menggaruk-garuk
kepala beberapa kali.
Yang
benar? Hehe.. Seminggu yang lalu aku juga pergi kepasar bersama mama.
"Ada-ada
aja..." gumamku.
"Aku
menyukaimu. Hanie, mau jadi teman ku?" Tanyanya.
"Teman?
Ia. Aku mau jadi Teman Hajey." Jawab ku memberi senyumanku yang
manis ini.
"Sekarang
kita berteman yah.. :) Di manapun aku dan kau berada." Katanya.
"Iya.
Baiklah." jawabku.
"ASTAGA!!!"
Aku tiba-tiba teringat sesuatu.
"Ada
apa Hanie?" Tanyanya.
"Aku
tadi di suruh mama beli sayuran. Aku pergi dulu yah." Kataku.
Tapi, Hajey memegang tangan kananku.
"Tunggu!"
Pintanya.
"Ada
apa? Besok siang, pulang dari Gereja, aku kesini lagi deh. Sekarang
aku harus beli sayur."
"Hmm..
Terimakasih sudah membuatku tertawa lepas. Aku akan selalu mengingat
mu. Selamanya." katanya tiba-tiba.
"Eh?
Karena aku? I,iiyaa.. baiklah, sama-sama. Sampai nanti yah Hajey."
Aku
berlari dan dia menyusulku dari belakang.
"Hanie,
ini ponselku. Untukmu. Nanti aku akan menghubungimu yah." Dia
memberikan ponselnya untukku.
"Oke...
See you next time..." Kataku sambil melambaikan tangan.
Dia
akan menghubungiku? Kenapa? Setelah menerima ponselnya aku segera
pergi ke pasar untuk berbelanja.
Sesampai
di rumah....
"Mama...
Kok kembalinya cuma 5000 sih? ku kira 20ribu-an. huuuu...."
Kataku.
"Wah,
terimakasih yah sayang." Mamaku tersenyum mengambil belanjaan
nya dan membawanya kedapur.
($_$)
Yah.. Nnga dapetin uang kembalian yang banyak deh....
Malamnya,
Ponsel Hajey berdering. Saat ku angkat keburu terputus. Lagi pula
bagaimana bisa aku angkat, ponsel ini butuh kata sandi. Kata sandinya
apa ya? Jadi ngga bisa liat-liat fotonya JUGA deh. :3
Ke
esokan harinya, sepulang Gereja aku pergi kerumah nya. Tapi, sudah
tidak ada orang. Bahkan rumah ini di jual. Mungkin, dia kembali ke
Korea.
Dari
hari ini aku udah ngga pernah ketemu dia lagi. Cepat bertemu, cepat
menghilang. Huh... -_-
Jadi
aku balik deh ke rumah. Lalu, aku menyetel TV. Untung pakai Parabola
jadi bisa nonton saluran luar negeri. Termasuk Korea. Lalu aku
terkejut. Saat aku sedang mengganti-ganti channelnya. Di sebuah acara
Top Show ada seorang aktor yang mirip Hajey. Aku menontonnya. Aduh,
ngga ngerti bahasanya apa-an. Mungkin kalo Hajey ada di sini, dia
bisa jadi penterjemah heheheh... Tapi ada terjemahannya dengan bahasa
Inggris. Coba aku perhatiin.
"ASTAGA!!!
Dia bukannya mirip Hajey. Tapi, dia beneran Hajey." ... "JADI,
Hajey yang aku kenal kemarin adalah seorang aktor? pantas saja,
kemarin itu dia lagi pegang kumpulan kertas. Mungkinkah itu... adalah
sebuah naskah?"
Beberapa
menit, aku menyimpulkan pembicaraannya.
"Tidak
mungkin"
*Hajey
adalah salah satu Aktor yang terkenal di Korea. Dia tidak bisa
tersenyum dan tertawa lepas lagi setelah Ayahnya meninggal karena
sakit. Dalam sebuah drama dia berperan sebagai pria yang murah senyum
dan jika tertawa harus terkesan tertawa lepas dan tidak di buat-buat.
Saat Hajey kehilangan senyumnya, dia pergi ke Indonesia untuk
berlatih tersenyum dan juga tertawa lepas. Beberapa tahun tinggal di
Indonesia, Hanya satu hari dia bisa tersenyum dan tertawa lepas.
Dengan gadis bernama Hanie yang telah membantunya tersenyum dan
tertawa lagi.*
"Eh?
Aku? Benarkah?"
*Hanie,
jika kamu melihat acara ini, kata sandiku, ponsel yang ku berikan
padamu adalah nama seseorang. ************** (Devie Archanie) . Oh
iya, Hanie, terimakasih yah. Karena mu, Film ku sukses di sini. *
Eh?
dia kok bicara bahasa Indonesia? Pasti beberapa orang Korea bingung
dengan apa yang dia katakan. Hehe ada ada aja deh.
"Hmm..
Devie Archanie" Oke.
Sampai
hari itu aku udah ngga pernah ketemu dia lagi. Cepat bertemu, cepat
menghilang. Tadinya, itu yang ku pikirkan. Tapi, sekarang kami saling
memberikan kabar melalui menelpon. Setiap hari. Meski aku sekolah,
dan dia sibuk syutting, kami punya saat yang tepat untuk mengobrol.
Katanya dia akan datang lagi ke Indonesia. Dan juga, dia akan membawa
ku ke Korea. So'sweet.. >_<
Aku
akan menunggumu kembali ke sisiku.
*SELESAI*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar