***My
Home The Series***
"RAHASIA
- HATI"
Senangnya,
hari ini aku kesekolah diantar papa .. Semoga bisa semangat
belajarnya. Karena aku bukanlah anak yg cerdas seperti ke - 2 adik ku
Hanz (2 SMA) & Hana (1 SMA).
(Di
mobil)
"Thanks
yah Pa, udah anter aku ke sekolah." Kataku setelah aku keluar
dari mobil.
"Iyah,
hati-hati yah. Belajar yang rajin." Nasihat Papa.
"Iya.
Oke, Pa."
"Hana..
Hanz.. Daah.. ^_^" Aku melambaikan tangan pada kedua adikku.
Tapi mereka tidak membalasnya. Senyumpun tidak. Mereka memang seperti
itu. Karena mereka cerdas, mereka tak menyukai ku yang ceroboh ini.
Padahal kan aku kakak mereka. Sampai-sampai, mereka tak ingin satu
sekolah dengan ku .. :( huuuuu...
Tapi
no problem. Disini aku ngga mau bahas tentang keluarga. Tapi tentang
Rahasia hati. wkwkwk
Mobil
itu pun melintas. Mengantarkan adikku ke sekolah yang berbeda
denganku. Aku berdiri di depan gerbang sekolah. Bell sudah berbunyi.
Rasanya mau bolos... Tapi, teringat nasihat papa. "Belajar yang
rajin" ... -_-
"Ngapain
bengong di tengah jalan?" Tanya Hajey.
"Hajey?"
Aku terkejut hingga membulatkan mataku lebar-lebar.
"Mau
bolos yah?" Tanya nya menyelidiki.
"Apa?
Nnggaa.... Jadi kok." Jawabku.
"Jadi,
tadi kau mau bolos? Cepat naik!" Dia menyuruh ku naik ke
sepedanya.
"Cepet
dong, udah bell nih." Lanjutnya.
Kebetulan
sepeda Mini jadi aku di gonceng di belakang.
"Ternyata,
Hanie berat juga yah." Ledeknya.
"I,iiya..."
Jawabku.
"Ahh,
bercanda... hahahh ... Lain waktu, jangan bengong lagi yah. Apa lagi
di depan gerbang." Lanjutnya.
"Iya."
Hajey
adalah teman sekelas ku. Dia teman yang sangat baik pada semua orang
di sekolah ini. Karena itu aku.... Menyukainya. Aku sangat menyukai
nya sejak aku masuk SMA ini.
"Hanie,
udah sampe. Betah yah di gonceng di sepeda?" Ledeknya.
"Hehehe..
Nnggaa juga." Waduh, kelamaan bengong jadi lupa.
Beneran
udah di tempat parkir. Aku turun dan menunggunya memarkirkan
sepedanya.
SRET!!
Tiba-tiba
dia menggandeng tangan ku dan mengajak ku berlari. Aku pun
mengikutinya dari belakang. Entah, apa yang dia hindarkan. Aku lelah
mengikuti lari orang jangkung. Sampai di depan koridor kelas, kami
berhenti.
"Untung
aja, Pak Kumis ngga liat kita. Pasti kita ngga di bolehin masuk tuh.
Hhehehehe..." Dia tertawa.
"Pak
Kumis? Maksud kamu Pak Kumar Iskandar? Wuahahahahha..... :D "
Aku tertawa terbahak-bahak.
"Kau
Norak deh. Udah lama tau Pak Kumar di panggil begitu sama anak
sastra."
"Aku
malah baru tau. Hahahahaha... Lucu banget." Kataku tertawa geli.
"Yaudah,
yuk masuk. Nanti Pak Kumis liat kita di sini malah kena hukuman."
"Hahaha...
udah, udah jangan panggil Pak Kumis lagi." Aku ngga bisa
berhenti tertawa nih.
"Pak
Kumis, Kumis, Kumis... :p wkwkwkwkwkw" Ledek Hajey dengan wajah
yang lucu dan aneh.
"Udah
ah.. ngga Lucu Lagi." Kataku pura-pura mengganggapnya ngga lucu.
Padahal dalam hati aku tertawa. Apa lagi liat wajahnya yang lucu itu.
Aneh pula. Wkwkwkwk.
"Ngga
lucu yah? :3 Yaudah yuk masuk kelas!" Ajaknya.
Dia
masih menggenggam tanganku.
"Tunggu.
Tanganku..." Kataku.
"Oh
iya, Lupa. Sorry." Dia melepaskannya.
Lalu
kami masuk kelas. Kebetulan guru kami belum masuk kelas. Jadi ngga
tau kalau kami terlambat. *Peace
***
Jam
istirahat aku main ke kelas teman ku, Nyla dan Andin. Tadi nya kami
ber- empat. Aku, Dhea, Nyla, dan Andin. Tapi sekarang kami ber tiga.
Karena Dhea pindah sekolah. Kalau kami bertemu kami berbagi cerita
mengenai banyak hal. Nyla bercerita tentang tempat kerjanya yang part
time, Andin bercerita tentang pacarnya, kalau Dhea selalu
menceritakan tentang audisi menyanyinya. Kalau aku..... Nngga ada hal
menarik yang dapat ku ceritakan. Biarlah, aku menjadi pendengar yang
baik. :)
"Belakangan
ini aku pusing. Si Ari mau pergi ke Bogor jadi kami jarang ke temu
deh.” Kata Andin dengan wajah yang sedih.
“Nanti
juga dia pulang. Tungguin aja. Hanie aja, kuat tuh nungguin si Hajey
sampai 3 tahun. :P heheheh..” Ledek Nyla.
“Heeiii...
Apaan sih.. >_< Jangan ungkit masalah itu deh...“ Aku
menutup mulut Nyla.
Aku
malu... Apalagi saat tadi pagi Hajey .... menggenggam tangan ku...
ahhhh.... kalau begini terus, gimana bisa move on.... >,<
Nyla
melepaskan tangan ku dari mulutnya.
“Tuh.
Baru kan ngomong. Dari tadi diem aja. Ngelamunin apaan sih?” Tanya
Nyla.
“Apa?
Ngga, ngga ada.” Jawabku.
“Hmm...
Hayoo ngaku..! Lagi mikirin Hajey kan?” :D Tanya Andin.
“Nggaa...
Kok...” Jawabku tersipu-sipu.
“Tuh
Hajey!!!” Teriak Andin sambil menunjuk ke luar kelas. Seketika itu
juga aku menoleh. Namun, Andin mengerjaiku. Ngga ada Hajey tuh :3
“Xixixixi...”
Mereka tertawa.
“Heii..
Apa maksud kalian?? Mengerjaiku yah?”
“Ngga.
Eh, beneran itu si Hajey Lagi buang sampah.” Lanjut Andin.
Seketika
itu juga aku langsung menoleh. Dan lagi-lagi aku di kerjain. -___-
“Huahahahhaha....
Hanie. Hanie. Kamu polos banget yah. Ketauan banget deh kalo kamu
masih menyukai dia.” Lanjut Andin.
“Keliatan
yah?” Tanyaku.
“Iyah.
Tertulis di keningmu. Aku suka Hajey.” Jawab Andin dengan wajah
yang serius. Terus nyengir meledek.
“Hey!!!”
Kataku sambil menutup keningku.
“Udah..
udah. Dia malu tuh, kasian tau anak orang di kerjain. Hehehe...”
Bela Nyla.
“Nyla
pengertian.... (#v#) “
“Eh,
itu Hajey!” Seru Nyla.
Lagi-lagi
aku menoleh dan tertipu. Mereka malah tertawa. Dasar. Hehehe.. ^_^
“Nah,
gitu dong. Hanie harus tersenyum karena Hanie cantik kalau tersenyum.
Iya kan La?” Tanya Andin ke Nyla.
“Iya.
Bener banget. Hanie manis kalau tersenyum.” Jawab Nyla.
Tak
lama, Chrisly si gadis perfect datang. Dia teman sekelas Andin dan
Nyla yang paling cantik dan cerdas. Jago olahraga, jago memasak, jago
segalanya. Nyaris sempurna. Dan gosipnya, dia menyukai Hajey. Karena
dia selalu berusaha mendekati Hajey. Dan itulah salah satu alasan
kenapa aku mau move on dari Hajey. Mana menang lawan nya si gadis
perfect... :(
“Hey,
ngapain kalian dari tadi bawa-bawa nama Hajey?” Tanya Chrisly yang
tiba-tiba mendekati kami.
Hanya
saja, aku heran, gadis cantik dan pintar seperti dia kok perduli
dengan percakapan kami yah? Perasaan dari tadi juga dia baca buku
terus.
“Dengar
yah, jangan pernah lagi kalian menyebut nama Hajey di sekolah ini.
Terutama kau Hanie. Berhentilah memikirkan dia. Awas kalian! DASAR!”
Ancam Chrisly yang kemudian pergi ke luar kelas.
“Heii!!
Apa-apaan dia?! Dia mengancam kita?! Hanie, kamu jangan diam aja
dong. Katakan sesuatu. Keluarkan perintah pada kami untuk
membalasnya.” Pinta Andin dan Nyla dengan wajah yang kesal.
“Jangan
teman-teman. Gak apa-apa. Aku kan udah pernah bilang mau coba lupain
Hajey. Jadi... Gak apa-apa.” Entahlah tiba-tiba perkataan itu
keluar dari mulutku. Tapi, tidak sesuai dengan hatiku.
“Aku...
mau kembali ke kelasku. Kalian lanjutkan berceritanya yah.. :D Aku...
Ngga apa-apa. Daah--- “
Aku...
Berpura-pura tidak apa-apa...Supaya kalian tidak khawatir. Kita tak
akan menang melawan gadis perfect seperti dia. Jadi mengalah
terkadang jurus terbaik.
Aku
pun kembali ke kelasku. Saat aku membuka pintu kelas, hanya ada Hajey
yang duduk sambil tidur dengan kepala di atas meja dan di tutupi oleh
jaket coklat nya. Cukup lama aku memandanginya dari sini.
Ngga
nyangka yah, pria ini ... tadi pagi menggonceng ku di sepedanya dan
juga menggandeng tangan ku... Gimana mau move on ? Tambah cinta iya..
hadehhh... --'
Sekarang
aku harus bagaimana yah, keluar kelas saja atau masuk saja dan duduk
??? Ahh.... aku ini, selain ceroboh, aku juga plinplan. Mana suka
Hajey sama gadis seperti ku... --'
Tiba-tiba
dia terbangun.
“Eh,
Hanie? Ngapain? Tolong tutup pintunya dong, silau nih..”
Setelah berkata
begitu, dia menutupi kepalanya lagi.
Silau
dari mana? Padahal ngga ada cahaya yang masuk langsung ke wajahnya...
Pria yg aneh namun aku sangat menyukainya....
Tanpa
bicara, aku pun menutup pintunya. Dan aku berjalan perlahan mendekati
tempat dudukku. Aku duduk di bangku ku. Yang ada di depannya Hajey.
Cukup lama aku memikirkan perkataan Chrisly.
Sedih
sih, kalo kita punya orang yang kita sukai, terus harus merelakan dia
bersama orang lain...
“Kalo
mau nangis, atau mau menjerit lakuin aja. Selagi ngga ada teman yang
lain.” Ucapnya tiba-tiba.
Aku
menoleh ke belakang ke arah Hajey. Posisinya masih sama seperti tadi.
“Ngapain
ngeliatin aku? Nanti jatuh cinta lagi loh.” Ucapnya lagi.
Mendengar
perkataannya aku jadi ...
“Heii...!!”
Aku berteriak padanya. Sebenarnya, bukan padanya. Tapi aku memang
sedang kesal. Dengan orang lain. Dan juga diri ku sendiri.
“Wah!
Ternyata, Suara mu nyaring banget yah. Hehehehe...” Dia bangun dan
melihatku. Perlahan dia mendekat ke arahku.
“Ma,maaf...
Jadi ke bangun yaa...?” Tanyaku tidak enak hati.
“Ngga
kok. Ngga apa.” Jawabnya yg semakin mendekatkan wajahnya ke
wajahku.
“Hmmm...
Kenapa ?” Tanyaku yg benar-benar gugup.
“Di
kelas kan sedang tidak ada orang, bagaimana kalau...” Hajey tidak
melanjutkan perkataannya.
Aku
menelan ludah. Aku gugup. Juga panik. Dia mau apa ?
“Ahh...
tung,tunggu... “ Ucapku yg semakin panik.
“Kenapa
wajah mu memerah ? Gugup ya ?” Tanyanya.
“Apa...?
Ti, tidak...” Ucapku lirih.
“Tenang
aja, aku ngga akan macam-macam pada mu. Kau kan tidak menyukaiku
lagi. Ya kan ? Aku, tidak mau melakukan hal macam-macam pada orang
yang tidak menyukaiku.” Jelasnya yang kemudian duduk di sebelahku.
Apa...
maksudnya ?
“Ku
kira kau akan terus menyukaiku , sampai aku pun menyukaimu. Sayang
sekali ... Kau sudah tidak menyukaiku lagi. Sekarang, aku patah hati
nih. Hehe” Ucapnya lirih.
Aku
tak mengatakan apa apa. Aku hanya memandangi nya.
“Nanti
jam 7 malam, bisa datang ngga ke rumah ku ? Ada acara kecil-kecilan
dirumah. Ada mama dan kakak-kakak ku juga kok. Papa ku juga ada. Dari
antara teman lain, yang ku undang cuma kamu. Jadi, aku harap kamu
datang ya.” Lanjutnya.
“Cuma
aku ?” Gumamku. Aku terdiam.
“Ahh,
astaga aku lupa... Mana mungkin kamu mau datang yahh, kan kamu udah
ngga suka aku lagi...” Ucapnya sembari menenggelamkan kepalanya
pada kedua tangannya yang terlipat di atas meja.
“Tidak,
aku... akan datang kok. Karena, kau kan sudah mengundangku.”
Ucapku.
“Serius
kamu mau datang ? “ Tanya nya yang membuat ku langsung mengangguk
kan kepala dengan spontan.
“Terimakasih
yah Hanie...Aku tunggu yahh nanti...” Lanjutnya lalu pergi keluar
kelas.
***
18.45
wib.
Di
depan rumah Hajey...
“Wuahh,
nampaknya aku datang terlalu cepat...” Sambil melihat jam tangan
ku.
“Berdiri di depan
rumah Hajey seperti itu, kau seperti pengintai.” Ucap Chrisly yang
tiba-tiba muncul dari sisi kiri Hanie.
Chrisly .... ? Aku
memandanginya dari atas ke bawah terus ke atas lagi. Dia cantik pakai
dres mini warna pink begitu. Dan dia pun memakai make up. Cantik
bangettt.... Berbeda sekali dengan ku yang berpenampilan biasa aja.
Cuma pakai jeans dan kaos warna biru.
Aku ... Tentu saja aku terkejut bukan main... Hajey bilang, dia hanya mengundang ku. Tapi, kenapa... Chrisly bisa ada di sini ? Apa kah, Hajey sedang mempermainkan perasaan ku ???
“Chrisly, kenapa kamu bisaaa....” Ucapan ku belum selesai, langsung di potong Chrisly.
“Kenapa ? Tentu saja karena aku di undang Hajey ... Secara rahasia. Kamu, terlalu naif mengganggap Hajey hanya akan mengundangmu. Sepertinya, dia lupa kalau dia telah lebih dahulu mengundangku sebelum kamu tadi ... Jadi, endingnya kamu terkejut deh seperti ini...” Ucap Chrisly meledeki Hanie.
(Sebenarnya tidak begitu. Saat Hanie dan Hajey di dalam kelas, Chrisly mendengar ucapan mereka dari jendela yang terbuka. Jadi, dia mengetahui hal itu. Dan ber-akting seolah-olah dia di undang Hajey.)
“Kenapa kau lakukan ini pada ku ?” Tanya ku sedikit kesal.
“Aku ? Aku melakukan apa pada mu?” Menunjukkan kedua telapak tangannya.
“Lihat, tangan ku bersih . Aku tidak melakukan apapun pada mu.” Ucap Chrisly dengan nada meledek.
“Chrisly, tolong hentikan. Kau itu gadis yang cantik dan juga pintar. Aku tak ingin bersaing dengan mu untuk mendapatkan perhatian Hajey. Karena, aku pasti kalah dari mu. Tak ada pria yang akan menyukai orang seperti ku. Lagipula, Bukan kah setahun yang lalu aku sudah bilang kalo aku akan melupakan perasaan ku pada Hajey ? Kenapa kamu masih mengganggu ku ?” Ucapku sedikit keras.
“Mengganggu kata mu? Kau yang mengganggu tujuan ku!” Bentak Chrisy.
Aku cukup tersentak.
Aku memandangi Chrisly dalam-dalam. Sepertinya, dia sangat menyukai Hajey.
“Beritahu aku , apa tujuan mu yang membuat kau merasa, aku telah mengganggu tujuan mu itu ?” Tanyaku dengan memberanikan diri.
“Tujuan ku adalah... menjauhi mu dari Hajey!” Jawabnya dengan tatapan sinis namun keluar setetes air mata.
Sepertinya, Chrisly benar-benar menyukai Hajey. Tapi, aku juga menyukai Hajey...
“Satu kali...” Ucapku.
“Apa?” Tanya nya heran.
“Satu kali ini saja, berikan aku kesempatan untuk bertemu Hajey. Setelah itu, aku akan menjauhi Hajey.” Lanjutku.
“Kau serius ?” Tanya Chrisly.
“Ya. Hari ini saja. Karena aku sudah janji datang kerumahnya. Esok hari, aku akan cuekin dia demi dirimu. Aku janji.” Ucapku.
“Baiklah. Ku harap, kau orang yang bisa menepati janji!” Setelah mengucapkan itu, Chrisly langsung pergi. 3 menit selanjutnya dia menghilang dari padanganku.
“Cepat sekali perginya...”
Tiba-tiba Hajey keluar dari rumahnya. Hajey membuka pintu pagarnya. Hajey mengenakan Tshirt Kuning dan celana basket abu-abu.
Dan keluar menghampiriku.
“Hanie, udah lama di sini ?” Tanya Hajey.
Aku terkejut karena posisi ku membelakanginya. Dan aku takut dia mendengar semuanya.
“Ahh, iya.. oh ngga juga sihh..hmm..Hajey ...” Aku penasaran ingin bertanya, apakah Hajey benar-benar mengundang Chrisly/tidak. Tapi, belum sempat ku tanyakan , Hajey langsung memotong nyaaa... --'
“Mendung. Sebaiknya kita segera masuk. Ayo Han!” Sembari mengatakan itu, dia menggandeng tangan kiri ku. Dan kami masuk ke dalam rumahnya.
・ Di
dalam rumah Hajey -
Di ruang tamuAku di minta menunggu nya di ruang tamu. Sedangkan dia ingin ke dapur ambil minuman. Aku duduk di sofa.
“Sepi sekali... Kenapa ngga ada orang ? Katanya ada mama nya sama kakak nya kok ngga ada yahh??? Apa dia membohongi ku ? Tapi kenapa ?” Ucapku menerka-nerka dalam hati. Nampaknya aku jadi parno ngga jelas deh...
Tak lama Hajey datang membawa 2 gelas minuman jeruk. Sepertinya untuk kami ber dua.
“Silahkan di minum dulu Han.” Ucapnya sembari meletakkan dua gelas minuman tersebut.
“Kalo dalam film, jangan mau menerima minuman apapun dari pria. Takutnya ada obatnya. Tapi... inikan dari Hajeyyy.... Ahh, tidak.. tidak.. tetap saja tidak bolehh... Tapi, sayang sekali kalo minuman buatan Hajey ngga di minum kannn??? Ahhh, tidak bolehhhhhh!!!” Ucapku dalam hati. Namun, Khayalan ku berantakan ketika , kata tidak boleh itu keluar dari mulutku begitu saja...
“Ng ? Apanya yang tidak boleh ? “ Tanya Hajey heran.
“Ohh, ngga ngga bukan apa-apa kok... hhehehehh..” Jawabku malu bangetttt >,<
“Ohh, begitu. Yaudah di minum dulu jus jeruk nya. Aku yang buat sendiri...” Ucapnya sembari meminum minuman tersebut.
“Curaaanggg.. dia minum punyanya duluan. Mungkin saja kan, memang benar kalo di gelas ku telah di campur sesuatu terlebih dahulu seperti dalam film. Tapi, sepertinya enakkk... sejujurnya, aku haus karena habis debat dengan Chrisly tadi...“ Ucapku dalam hati. Sembari melirik gelas minuman.
Hajey melihat nya. Dia mengambil gelas milikku yang masih di meja. Lalu memberikannya kepadaku.
“Ayoo diminum dulu, kalau tidak suka aku akan mengganti nya dengan yang lain...” Ucap Hajey.
“Ah, suka, suka kok... Aku minum yahh...” Aku meminumnya dengan perasaan was was. Membuat ku menutup mata saat aku meminumnya.
GLEKKK...
Aku berhenti meminumnya dan membuka mataku.
Kyaaa...
“Satu tenggukan. Sudah tertelan. Apakah, aku akan pingsan ? Ohh tidak-tidak... astaga pikiran ku kacau sekali sihhh....” Ucapku dalam hati lagi.
Tiba-tiba Hajey mendekati ku. Sangat dekat. Aku benar-benar panik. Dia mau apa sihh??? Tangannya, seperti ingin... ingin...
“Kyaaaaaa!!!!” Aku memukul Hajey dengan Bantal empuk yang ada di sofa.
“Rasakan ini...rasakan ini...!!! Jangan macam-macam yahh !!!” Lanjutku.
“Heyyy, hentikan ... Apa yang kau lakukan sihh??? Aku ngga mau macam-macam. Aku cuma mau ambil hp ku aja, itu ada di sebelah kamu tuhh... Jangan panik begitu donggg... Aku kan jadi kaget...Duuhh....” Ucap Hajey.
“Ehh? Aku salah paham yahhh??? hehehhe,,, maaf yahhh...” Ucapku sambil memeluk bantal.
“Sudah
ku bilang, aku tak akan melakukan apapun pada orang yang tak menyukai
ku. Kenapa kau sangat panik begitu tadi ??? Atau jangan-jangan, kamu
sebenarnya masih menyukai ku yah ?” Tanya Hajey.
“Apa
?... Tidak...” Jawabku menunduk. Yah... aku bohong lagi soal
perasaan ku pada nya... --'
“Nah,
ya sudah kalo begitu, jangan merasa takut lagi pada ku. Lagi pula,
aku bukan tipe pria yang seperti itu kok. Jadi, kamu tenang aja
yahh...” Ucapnya sambil mencet-mencet hp nya.
“......Dia,
benar-benar ... membuatku bingung ......” Gumamku.
“Han...”
Panggilnya.
“Iyaaa
?” Jawabku.
“Kenapa,
diam aja ? Ngga suka yah, kamu ada di sini ?” Tanya nya.
“Kenapa....
kenapaaa, begitu ? Suka kok. Kalo aku ngga suka, pasti dari tadi aku
udah pulang... hehehe...” Jawabku sedikit di bawa bercanda.
Lalu
dia menaruh hp nya di meja .
“Tapi,....
aku mau tanya, kau bilang ada mama dan juga kakak-kakak mu, juga papa
mu, sekarang mereka dimana ?” Tanya ku pada Hajey.
“Dirumah
sakit...” Jawabnya.
“Loh,
siapa yang sakit ?” Tanya ku cemas.
“Papa
ku yang sakit. Aku lupa, tadinya aku mau telpon kamu kalau acaranya
besok. Tapi, semua kontak di hp ku hilang, makanya tadi aku
rencananya mau kerumah mu , mau bilang hari ini di cancel. Tapi...
kamu udah sampe duluan...” Ucap Hajey.
Sampe
duluan ?? Hahh??? dia... berarti tadi tau dong kalo di depan rumahnya
aku ketemu Chrisly ? Dan... Aku bilang aku akan menjauhi Hajey...
Astaga... Jadi ngga enak hati dehh... Tapi, Semoga dia ngga tau
tentang itu...
“Hanie....”
Hajey memanggil namaku sembari menjentikan jari kanannya hingga
bunyi. Bermaksud membangunkanku dari lamunanku.
“Hanie
melamun terus dehhh....Ada apa sih ? Apa ada masalah ?” Tanya Hajey
dengan nada lembut dan wajah manisnya.
“Ahh,
tidak ada kok...” Jawabku semakin terpanah melihat wajahnya yang
ganteng dan ramah itu.
Benarkah,
aku harus menjauhi pria baik hati ini ? Rasanya, aku benar-benar
tidak relaaaaaa >,<
Aku
melihat jam tangan ku yang menunjukkan pukul 20.40 wib. Nampaknya aku
harus pulang.
“Ng,
Hajey... sepertinya aku harus pulang sekarang. Udah malem juga ,
besokkan harus sekolah ... Hmmm, terimakasihh yahh minuman sama
cemilannya... :) Aku pulang dulu.” Ucapku sambil berdiri bermaksud
untuk segera pulang tapi Hajey yang masih duduk di sisi kanan ku,
memegang pergelangan tangan kananku.
Aku
sungguh terkejut. Membuat ku memandanginya. Dia masih duduk dan
menundukkan kepala nya.
“Hajey...
Ada apa ? Aku sudah harus pulang...” Ucapku.
Hajey
masih terdiam.
Aku
mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya. Namun, dia
menggenggamnya semakin erat. Sekali lagi aku mencoba melepaskan
tangan ku.
“Ng,
Hajey... tolong lepaskan tangan ku yah, aku harus pulang seka......”
Belum ku selesaikan ucapan ku , dia menarik tangan ku hingga aku
terjatuh dan membuat posisi ku berlutut di hadapannya. Tiba- tiba,
ada setetes air yang mengenai tanganku.
Hajey,
dia.... menangis....
Dia
pasti menangis karena kondisi papa nya yang dirumah sakit. Dia pasti
merasa sangat sedih. Dia pernah cerita, tentang papa nya yang sangat
luar biasa di matanya. Dia sangat membanggakan papa nya. Tapi
sekarang dia pasti sedih melihat papanya yang masuk ke rumah sakit. 2
bulan sebelum hari ini, beberapa teman sempat ada yang membicarakan
kondisi papa nya. Tapi, supaya tidak membuat Hajey bertambah sedih,
ngga ada yang berani membicarakan hal ini lagi. Sempat membuat kami
berpikir bahwa papa nya sudah sembuh. Bahkan, aku sendiri sebenarnya
lupa tentang cerita teman-teman tentang papa nya Hajey yang masuk
rumah sakit. Hajey, bersabarlah...
Posisiku
yang masih berlutut di hadapannya, membuatku memandangi pria yang ku
sukai ini, tidak ku sangka, dia pria terkeren dan terkuat menjaga
perasaannya saat di sekolah. Papa mu akan baik-baik aja. Aku yakin.
Aku
menaruh kepala Hajey di bahu kiri ku. Dia benar-benar menangis. Dia
benar-benar merasa sedih. Dia masih menggenggam tangan kananku,
karena itulah, dengan tangan kiriku, Aku mencoba menepuk-nepuk
bahunya dengan pelan. Supaya perasaannya terasa lebih baik.
Aku
tak mengatakan apa pun.
10
menit kemudian.
Aku
merasa sepertinya Hajey berhenti menangis. Namun dia juga diam saja
di bahuku. Ia tak bergerak. Aku yang tadi ikut menangis, jadi berubah
menjadi parno lagi. Mungkin kah, dia mati di bahu ku ? Meninggal
dalam pelukanku ???
Hoaaaaahhhhh!!!!!!!
Nggaaaaaa mauuuuuuuu................!!!!!
“Ha...jey...Hajey...
kamu ba.. baik.. baik... a..ja.. kan yahh ???” Tanya ku ketakutan.
Tangan
kananku yang sebelumnya di genggamnya, kini terlepas begitu saja.
Benar-benar seperti menyempurnakan ketakutanku...Perlahan aku mencoba
beranikan diri untuk melihat wajahnya. Aku memegang pipinya dengan
kedua tanganku. Matanya tertutup... Masa sih, dia meninggal ???
Aduuhhhh....
Saat
ini, aku benar-benar shock
“Hajeeyyy...
jangan mati.... aku mohon.... banguuunn....” Kataku ketakutan
Sambil menangis.
“Hajey,
banguunn....aku mohonn...kamu kenapa ??? Hajey.... Jangan membuatku
takut... Bangun dong....Hajeyy... “ Ucapku gemetar... Airmataku tak
mau berhenti menetes.
Aku
menggoyang-goyangkan bahunya se kencang- kencang nya. Supaya dia
bangun. Tapi, wajahnya pucat... “Astaga...” Wajahku pun
sepertinya ikut pucat karena ketakutan.
“Hajey,
kamu baik-baik aja kan? Wajah mu pucat...”
Aku
memegang dahi nya .. wahh panas sekali. Sepertinya dia demam...
“Kau
demam Hajey, wah syukurlah... Rupanya kamu ngga mati.” Ucapku
bahagia. Karena dia masih hidup.
Aku
meletakkan kepalanya di sofa dan aku menaruh bantal empuk untuk
kepalanya. Dan menaruh kakinya di sofa juga. Aku pergi mencari
kamarnya. Untung saja setiap kamar ada tulisan nama pemiliknya. Jadi,
aku tak salah masuk kamar...
Aku
masuk ke Hajey's Room. Benar saja ini adalah kamar Hajey. Sebenarnya,
aku mau melihat-lihat sebentar, tapi tak ada waktu. Aku harus segera
mengambil selimutnya dan mencari handuk kecil untuk mengkompresnya.
Saat selimut di tempat tidurnya ku ambil, di bawah tempat tidur ada
baskom dan handuk kecil. Sepertinya, Sebelumnya, Hajey juga sedang
sakit... Maka dari itu, tadi dia tidur di kelas ??? Kasihan Mr.
Chocolate ku yang satu itu.
Aku
menutup kembali pintu kamarnya. Dan segera keruang tamu.
“Hajey...
Ayo pakai dulu selimutnya yahh... Kening mu panas, tapi lengan dan
kaki mu dingin.” Aku melebarkan selimutnya lalu menyelimuti Hajey.
Aku
kedapur membawa baskom yang dari kamarnya Hajey. Aku mengambil air
dingin dan es batu dari dalam kulkasnya.
Entah
yang ku lakukan ini sopan / tidak. Tapi, aku melakukannya untuk
Hajey, pokoknya maaf kan aku.. Tante Om kakak kakak nya Hajey.... >,<
Di
ruang tamu aku meng kompres Hajey. Dia masih tertidur.
Tidak
mungkin aku pulang meninggalkannya dalam kondisi sakit. Aku akan
menunggunya sebentar lagi. Menunggu sebentar tidaklah masalah. Itu
tidak lebih lama dari menunggunya selama 3 tahun...
Cepat
sembuh ya, Mr.Chocolate ku... <3
Lalu
aku berdoa dalam hati, dan menopangkan tangan ku di atas kepalanya.
Aku berdoa agar Tuhan menyembuhkan dia dari rasa sakitnya. Sungguh
ku percaya tiada yang mustahil mukjizat masih ada dalam hidupnya.
Sembuh kan sakitnya, pulihkan jiwanya, mukjizat masih ada bagi nya.
Semoga Hajey cepat sembuh. Dan papanya juga cepat sembuh. Amin.
Selesai
berdoa, aku melihat jam tangan ku.
“Hoaaammm....
Aduuhh, aku jadi mengantuk begini yahh... hmm, baru jam 9 tidak apa,
tidur sebentar ..” Aku duduk di bawah sofa tempat Hajey. Aku
tertidur...
***
Hanie
tertidur, Hajey membuka matanya. Terkejut melihat Hanie masih ada
dirumahnya. Bahkan menyelimutinya dan mengkompresnya. Hajey
memandangi Hanie. Dan Hajey tersenyum.
“Terimakasih,
Hanie...” Ucap Hajey pelan.
Tiba-tiba
HP Hanie bunyi. Telepon dari mama nya. Mendengar hp Hanie berbunyi,
Hajey langsung pura-pura tidur.
“Ng...
Siapa nih yang menelpon malem-malem gini...”
“Hh,
mama ? “ Hanie memencet tombol jawab nya.
“Ya,
ma .. hallo... ada apa tumben telpon aku ?” Tanya Hanie.
“Kamu
dimana sih , kok belum pulang ?” Tanya mama nya Hanie.
“Belum
pulang ?” Dalam hati Hanie. Lalu melihat sekeliling.
“Oh,
iya... aku kan masih di rumah Hajey yahh...Bagaimana ini...???”
Dalam hatinya lagi.
“Aku
akan segera pulang ma. 15 menit lagi yah.” Jawab Hanie pada mama
nya.
“Baiklah,
jangan lama yahh sayang sudah malam nih.” Jawab mamanya.
Telpon
pun di tutup.
Hanie
memandangi Hajey.
“Bagaimana
ini? Aku ngga mungkin ninggalin Hajey sendirian dalam keadaan
sakit...” Ucapku pelan.
Aku
mencoba ingin memegang dahinya lagi. Namun aku langsung terkejut
karena Hajey mendadak membuka mata.
Wajah
kami hampir berdekatan. Dan sepertinya, Wajahku, sepertinya
memerah...karena malu.
“Apa
yang ingin kau lakukan pada diri ku yang sedang tidur ini?” Tanya
Hajey yang pura-pura tekejut.
“Ahh???
hahahaha tidak kok, tidak ada...” Aku langsung menjauhi wajahku
dari wajahnya.
“Kamu,
udah sembuh ?” Tanyaku.
“Hmmm....
Iya, aku sudah lebih baik sekarang. Terimakasih, Hanie telah
merawatku. Kau seperti istri ku saja.” Ledek Hajey.
“Apaaaaa?????
Hei, jang.. jangan bilang begitu dong... Kalo kamu udah bisa meledeki
ku , sepertinya kamu memang udah sembuh.” Ucapku gugup.
“Aku
, sudah harus pulang, jaga dirimu baik-baik yah , jangan sampai sakit
lagi...” Ucapku bersiap untuk pulang.
“Enak
saja. Sebelum pulang, mestinya kau memastikan dulu keadaan pasien mu.
Ayo periksa dulu dahi ku . Sudah turun belum panas nya.” Ledek
Hajey.
“Hmmm,
baiklah...” Aku memegang dahi nya lagi . Benar panasnya sudah
turun. Lebih cepat dari orang normal biasanya. Hehehe
*Berarti
dia ngga normal dong wkwkwkwkwkw
“Sudah
lebih baik. Panas nya sudah turun. Aku pulang yah...” Kataku
bersiap pergi.
“Tunggu!”
Pintanya sekali lagi memegang tangan ku dan menaruhnya di dadanya.
“Kau
lupa memeriksa hati ku yang terguncang.” Lanjutnya.
“A,apa..
yang kau lakukan ?” Tanyaku yang heran.
“Ayo,
aku akan mengantar mu pulang. Habis itu aku langsung kerumah sakit
menjenguk papa ku. Dan besok aku ngga masuk sekolah. “ Ucap Hajey.
“Loh,
kenapa ?” Tanya ku heran.
“Karena
aku akan menginap di rumah sakit dan menjaga papa ku. Dan aku ingin
berlama-lama memandangi wajah suster-suster cantik di rumah
sakit.”Ledek Hajey.
“Baiklah,
tapi sekolah itu penting.” Kataku.
“Percuma
kesekolah, kalau aku ngga bisa deket-deket sama orang yang ku sukai.”
Jawab Hajey.
“Hmm,
begitu yah, Ahh, Chrisly kan selalu mendekatimu, kenapa bilang begitu
?” Tanyaku *kesempatan mau tau jawabannya.
“Aku
tidak suka kepadanya.” Jawab Hajey.
“Loh,
kenapa? Dia kan si gadis perfect. Semua teman cowok suka padanya.”
Ucapku semakin sengaja ingin mencari tau jawaban Hajey.
“Benarkah
? Sayang sekali , aku tidak suka gadis cantik. Dia itu terlalu cantik
dan perfect. Aku tidak suka.” Jawab Hajey semakin jelas.
“Begitu
yah? Ahh, tp ... okelahhh kalo begitu. Aku pulang yahh” Kataku.
“Kenapa
ngga tanya, siapa orang yang ku suka sekalian ? Dari tadi nanya nya
nanggung banget. Emang engga penasaran, siapa orang yang ku sukai
????” Tanya Hajey dengan nada meledek.
Yahhh...
dia mancing-mancing rasa penasaranku. Tapi, untuk apa aku harus tau.
Aku sudah janji sama Chrisly untuk tidak mendekati Hajey lagi. Walau
Hajey tidak menyukai Chrisly, tapi Chrisly sangat menyukainya.
Sampai-sampai dia menangis tadi. Toh, Hajey juga tidak menyukai ku.
Jadi, yasudahlah... Lagi pula, Ini hari terakhir aku berada dekat
dengan Hajey. Ini janji ku pada Chrisly si gadis perfect.
“Tidak
ahh, aku mau pulang aja, udah di telpon mama ku tadi.” Jawabku
sedikit cuek.
“Yakin
? Yakin ? Yakin ???” Tanya nya bikin tambah penasaran.
“Iya,
yakin 100 % ... Sudah ya... Aku pulang dulu.” Ucapku membuka pintu.
Pura-pura tidak peduli meskipun sangat penasaran banget.
“Tunggu
di depan aku ambil jaket dan kunci motor dulu. Aku akan mengantar
mu.” Ucap Hajey.
Hajey
berlari ke kamar untuk mengambil jaket nya. Hanie pun keluar rumah
Hajey. Namun ...
Saat
Hajey keluar bersiap mengantar Hanie pulang, Hanie telah pergi
duluan.
“Dia
itu... kenapa tidak mau menunggu ku sihhh??? Pulang malam sendirian
kan bahaya. Huuhh...” Hajey tetap menyusul Hanie. Tapi, tidak
ketemu. Karena, Hanie bersembunyi Dia tau Hajey pasti akan
menyusulnya.
Keesokan
harinya, benar saja Hajey tidak masuk sekolah. Esoknya juga, esoknya
lagi juga esok lagi dan esok lagi. 1 Minggu sudah Hajey ngga masuk
sekolah. Ternyata Hajey Sakit. Dan meminta pihak sekolah untuk tidak
memberi tahu pada teman-temannya. Agar tak ada yang khawatir. Jadi,
tak ada yang tau kondisinya.
24
Desember 2015. Perayaan natal sekolah. 20.00 wib.
Sampai
tiba perayaan Natal di sekolah... Hanie dan teman2 lain berdadan
cantik. Dan teman pria nya mengenakan setelan jas. keren keren kayak
boyband korea. Heheheh .... *Demam K-POP
Hanie
belum masuk ke Aula sekolah, beberapa orang masih berkeliaran di
depan Aula. Termasuk Hanie.
“Beneran
dia lebih memilih memandangi suster-suster ketimbang melihat ku.
Dasar cowok ganteng!” Ucap ku kesal dan sedih karena ngga bisa
bertemu dengannya.
“Kemana
Hajey? Dia tidak bersama mu ?” Tanya Chrisly dengan nada meledek.
“Sudah
satu minggu Hajey ngga masuk sekolah dan Hari ini pun sepertinya, dia
ngga ikut merayakan natal sekolah.” Jawabku singkat.
“Ouuhh,
benarkah. Wah itu bagus dong!” Lanjut Chrisly.
“Apanya
yang bagus ?” Tanya ku heran.
“Yang
bagus adalah, kalian ngga bisa bersama ... hhahahhaa...” Ledek
Chrisly.
“Kamu...
kan menyukai Hajey, memangnya , kamu ngga merasa kehilangan / kangen
gitu pada saat dia ngga ada ?” Tanya ku pada Chrisly.
“Terserah
perasaan ku dong. Kok kamu jadi Kepo begitu sih ?!” Ucap Chrisly.
“Mana
bisa begitu!!! Kalo kamu punya perasaan sama dia, mestinya kamu
mencemaskannya. Apa yang terjadi padanya, apa yang dia lakukan, apa
yang dia rasakan, apa yang dia inginkan, apa yang
dia.............................hah, sudah lahh...” Aku jadi kesal
sendiri.
“Kok,
kamu jadi bawa perasaan begitu sih ? Kamu lupa, dengan perjanjian
kita yah ?” Tanya Chrisly.
“Aku
jadi merasa bersalah karena aku telah membuat janji pada orang
seperti diri mu. Dengarkan aku yah, tidak semestinya orang yang
menyukai seseorang itu bersikap seperti sikap mu saat ini.
Sebenarnya, selama ini aku diam dan selalu mengalah kepada mu bukan
karena aku tidak berani pada mu. Tapi, aku hanya tidak ingin bersaing
dengan gadis sempurna seperti dirimu. Tapi, sayang sekali, tak punya
perasaan.” Ucapku tegas.
“Apa
kata mu? Apakah kau sadar dengan yang kau ucapkan itu ?” Tanya
Chrisly.
“Katakan
saja, kau mengatakan semuanya ini karena kau masih menyimpan perasaan
pada Hajey kan ? Iya kan ? Aku tidak bisa kau bohongi lagi. Mengaku
saja!” Lanjut Chrisly.
“Iya!!!
Aku, sejak saat itu dan sampai sekarang, aku menyukainya. Aku sangat
menyukainya. Kau dengar ? Aku tidak perduli, dia memandang ku atau
tidak, yang jelas, aku selalu menyukainya. Aku jadi ragu menyerahkan
dia pada mu. Dan mengorbankan perasaanku hanya demi orang seperti
dirimu. Kau, tidak akan ku biarkan merebutnya dariku!” Ucapku
sambil menahan airmata.
“Kau
yang takkan ku biarkan mendapatkannya. Aku takkan membiarkan kau
bersamanya. Sampai kapanpun! Karena.....” Chrisly belum melanjutkan
ucapannya. Dan dia menangis.
Aku
merasa bersalah, dan mencoba mendekatinya.
“Ehmm,
Chrisly, kamuu... baik-baik aja kan...???” Tanyaku yang perlahan
mencoba mendekatinya.
Chrisly
menatap Hanie dengan tatapan sinis.
“Karena,
aku sebenarnya menyukai mu Hanieeeeee....... Aku
menyukaimu.....Akkhhh!!!! Aku benci pada diriku yang bersosok seperti
ini. Selalu menahan perasaan. Sejak awal aku melihat mu, aku selalu
menyukai mu. Aku suka kepada mu Hanie....” Chrisly berteriak
mengatakan hal yang benar-benar membuat ku tersentak terkejut bukan
main.
Semua
teman-teman langsung mengerumuni kami.
“Hei
, apa yang kau katakan ?” Tanya ku malu plus heran.
“Kenapa?
Teman-teman, semuanya dengarkan aku yah , aku sangat menyukai
Hanie.... Selama ini, aku cuma pura-pura suka sama Hajey, cuma buat
jauhin Hajey dari Hanie. Yang sebenarnya adalah aku menyukai Hanie.”
Jelas Chrisly.
“Kamu...
ngga suka Hajey , melainkan kamu suka kepada ku? Kayaknya kepala
kamu habis terbentur deh Chrisly!” Lanjutku.
“Aku
serius Hanie,,, Siapa juga yang suka Hajey? Cowok Jangkung, kurus dan
ganteng itu. Aku lebih suka kamu yang mungil... hmm menggemaskan....”
Ungkap Chrisly.
“Ini
gila... Sungguh gila.... sudah lah, jangan meledeki ku. Tidak habis
pikir, kau cantik, kau pintar, kau perfect, tapi kenapa.... gadis
seperti mu malah menyukai ku?” Tanyaku semakin heran.
“Aku
bukan gadis. Sebenar nya aku adalah laki-laki.” Jawabnya.
Semua
orang yang berada di dekat kami, tentu saja terkejut.
"APAAAAA??????
Laki-Laki ????”
"Iya,
sebenarnya aku adalah laki-laki. Aku selalu menangis setiap aku
berpura-pura mengatakan aku suka Hajey. Padahal sebenarnya, aku
sangat menyukai Hanie. Aku merasa sedih, karena ngga bisa mengatakan
perasaan ku yang sebenarnya." Ungkap Chrisly.
“Jadi,
saat itu... kau menangis bukan karena kau benar-benar menyukai Hajey
? Tapi, karena kau menyukai ku ... tapi tak bisa kau ungkapkan ,
begitu ?” Tanya ku mencoba memahami nya.
“Tap,
tapi... kenapa kau bersosok perempuan jika benar kau laki-laki ? Kau
sangat sempurna. Kau cantik, juga suara mu lemah lembut. Bagaimana
mungkin kau sebenarnya laki-laki...???” Tanya ku semakin heran.
“
Saat aku berusia 11 tahun, perasaan iri pada kakak perempuan ku
muncul. membuat ku kabur dari rumah dan lari kerumah paman nya teman
ku. Yang seorang dokter yang tinggal sendirian. Aku menceritakan
keluh kesahku kepadanya. Beliau membantu ku mengoperasi diriku
menjadi perempuan. Aku ingin seperti kakak ku. Yang selalu di
banggakan orang tua ku.Tapi, setelah menjadi anak perempuan, saat aku
pulang mereka tidak percaya kalau itu aku. Mereka tidak menerimaku.
Akhirnya aku pergi kerumah Paman nya temanku lagi dan tinggal disana
sebagai anak perempuan angkatnya. Dia mengajariku banyak hal. Mulai
pelajaran, pekerjaan, olahraga, mengurus rumah, memasak, dll. Aku
hidup disana sudah cukup lama. Aku pun di sekolah kannya. Semua nama
identitasku di rubahnya. Aku ingin menjadi anak perempuan yang luar
biasa seperti kakak ku. Akhirnya aku tumbuh menjadi anak perempuan
berkat operasi plastik yang berhasil . Semuanya dia rubah. Wajah ku,
Suara ku, hingga jenis kelamin ku. Sejak usia ku 11 tahun , aku
masuk SD, SMP normal seperti anak perempuan lain. Namun, Saat aku
masuk SMA, pertama kali aku melihat Hanie, aku jadi berubah pikiran.
Aku tidak ingin menjadi anak perempuan lagi. Aku meminta Paman, untuk
mengoperasi ku lagi. Tapi, Beliau tidak ingin melakukannya. Beliau
sudah terlanjur menyayangiku sebagai anak perempuannya. Jadi, .......
Aku tetap bersosok perempuan begini, tapi, perasaan ku tetap
laki-laki... karena itulah aku menyukaimu Hanie, tidak bisa kah kau
menyukai ku apa ada nya?” Chrisly menatap Hanie.
"Apa.....Ada...nyaaa.....??"
Gumamku.
Hanie
tercengang. Lalu jatuh pingsan.
"Baru
aku mau nembak si Chrisly..." Bisik Hosea pada Hajey.
Hajey
tertawa cekikikan (Merasa Geli)
"Tembak
aja... Cantik juga kok,,, kalo ngga, nanti nyesel lohh...
xixixixi..." Ledek Hajey meledeki Hosea.
Lalu
Hajey dan Hosea mendekati Hanie yang jatuh pingsan di lapangan
sekolah.
“Aku
anggap, kau menolak ku. Aku akan pergi... Selamat tinggal Hanie....”
Ucap Chrisly langsung berlari meninggalkan sekolah.
Hajey
dan Chrisly saling menatap. Chrisly memegang bahu kanan Hajey.
“Jaga
dia baik-baik bro, jangan sampai kehilangan dia !” Ucap Chrisly
dengan suara nya yang khas. Lalu, langsung pergi.
“Hanie
bangun.... Hanie...” Andin & Nyla mencemaskannya.
Hajey
langsung menggendong Hanie ke UKS sekolah.
Di
UKS
Tidak
lama , Hanie sadar dari pingsannya.
“Kamu...
baik-baik aja kan ?” Tanya Hajey.
“Hajey?
Sejak kapan....ada disini?” Tanya ku berusaha duduk.
“Sejak
tadi. Apa kabar cantik ku ? ” Tanya Hajey tersenyum.
“Ah,
apaan sihhh...” Ucapku malu-malu.
“Aku
tidak mau jadi cantik, kalau kamu ngga suka.” Lanjutku.
“Aku
suka kamu saat cantik atau pun saat kumel. Tau kumel ngga ? Wkwkwk”
Ledek Hajey.
“Jangan
menggoda ku terus... Malu tau...>,<” Ucapku.
“Udah
lama yah ngga ketemu. Tapi, ngga ada aku, kamu malah merajut cinta
sama perempuan jadi-jadian... wkwkwkwk” Ledek Hajey.
“Apaaan
sihh... >.< .....Oh iya, dimana Chrisly ?” Tanyaku.
“Dia
udah pergi. Sepertinya kembali ke planet nya ... hahahhahh...”
Ledek Hajey lagi.
“Jangan
di ledekin begitu ahh, kasian tauuuu...”
“Iya
.. iyaa.. maaf... tapi, serius deh, ini kejadian luar biasa banget
tauuu.... ngga nyangka, aku pikir dia beneran anak perempuan lohh...
jangan-jangan, kamu... juga jadi-jadian yah ?” Ledek Hajey.
Hanie
Langsung memukul kepala Hajey dengan bantal.
“Nih,
nih.... makan nih jadi-jadian... kalo ngomong sembarangan aja
dehh...” Ucapku.
“Ahh,
iyaa iyaa maaf bercanda,,, bercanda....kok....”
“Udaah
ahh, langsung ke Aula sekolah yuk, acaranya kan sebentar lagi mau
mulai.” Mencoba turun dari tempat tidur UKS.
“Bisa?”
Tanya Hajey sambil memberikan tangannya bermaksud membantunya. Tapi,
kali ini Hanie sok jual mahal. Dia ngga mau di bantu Hajey. Dan
langsung keluar begitu aja sambil senyum – senyum malu nan
bahagiaaaaaaaa......... Hajey pun mengejarnya.
・ Ibadah
natal pun berlangsung dengan hikmat -
Setelah
itu, mereka pun berpesta. Ada yang menyalakan kembang api, ada yang
BBQ an, ada yang menyanyi-nyanyi.Semuanya merasa Happy.
“MERRY
CHRISTMAS......!!!!” teriak seluruh murid... dengan kompak.
"Bukannya
di tembak sama orang yang ku sukai, malah di tembak sama orang
yang.... terperangkap dalam raga. Jiwanya Pria, raganya wanita.
Chrisly, ... Apa sekarang kau baik-baik saja ? Selamat natal yah..
maaf , ngga bisa terima mu sebagai pacar ku. Kamu pasti tau
alasannya. Karena aku masih menyukai Hajey. Sangat menyukai Hajey.
Terimakasih, udah memberanikan diri berterus terang di depan semua
teman-teman. Jagalah dirimu baik-baik." Gumamku sambil memandang
langit.
Hanie,
duduk menyendiri di sisi kelompok yang menyanyi dekat api unggun.
Hajey datang membawakan minuman dan cumi panggang.
“Selalu
saja menyendiri...” Ucap Hajey.
“Hajey?”
“Kenapa
sih ? Kayaknya tadi bahagia banget waktu ibadah, sekarang malah
melamun lagi. Ada apa ?”
“Aku
sedang melihat bintang di langit. Langit malam ini sangat cerah.”
Ucapku.
“Kau
sangat menyukai bintang ?” Tanya Hajey. Lalu aku mengangguk
meng-iyakan.
“Ku
dengar, orang yang menyukai bintang-bintang adalah orang yang baik.”
Setelah mengatakan itu, Hajey tersenyum.
Aku
memandangi wajahnya. Baru sadar. Dia benar – benar ganteng
banget... >,< Selama ini, aku suka padanya karena kebaikannya.
Mengajakku satu kelompok saat ada tugas, mengantar ku pulang,
membantuku mengerjakan tugas sekolah, membantu ku belajar dll. Dan
dia orang yang ngga sombong sama siapapun. Maaf kan aku, karena aku
masih menyukaimu.
“Jangan
memandangi ku begitu, aku kan jadi malu...” Ledek Hajey.
“Ahh,
aku tidak memandangimu, aku hanya sedang melihat cumi panggang yang
kau pegang. Sepertinya enak. Aku mau yahh...” Aku mengalihkan
pembicaraan dan menggigit sate cumi panggang tersebut.
“Hanie,...”
Panggil Hajey. Yang memandangi Hanie makan.
“Iyaa???”
Tanya ku. Melihat Hajey yang langsung mengalihkan pandangannya ke
langit.
“Hanie...
aku suka... suka.... pada....” Ungkap Hajey masih memandang langit.
“Suka
pada.... Bintang ? Hehehehe, semakin lama kau memandangi bintang di
angkasa, kau akan semakin menyukai bintang itu... percaya deh...”
Ucapku.
Tiba-tiba
Hajey memandangi ku. Lalu berkata:
“Iyaaa,
aku sangat menyukai bintang...” Lanjut Hajey.
(Hajey
: Maksudku bukan ituuu.. Aku suka pada mu Hanie. Polos banget sihh...
arrgghh...)
Tiba-tiba
Hosea datang.
“Hosea?”
Hanie berdiri dari duduknya.
“Hanie,
kau di sini ? Ayo sekarang udah waktu nya.” Ucap Hosea sembari
mengambil tangan Hanie. Dan menggandeng tangan Hanie. Hajey yang
melihat nya, langsung memisahkan tangan Hosea dan tangan Hanie.
“Ngga
perlu gandengan bisa kali...” Ucap Hajey cemburu.
“Hei,
biar kami lebih mendalami peran tau. Lagi pula, memangnya kalian udah
jadian ? Belumkan ??? “ Ledek Hosea.
“Hajey
itu, menyukai Bintang. Bukan menyukai ku. Dia sendiri yang bilang
begitu.” Ledek Hanie.
“Hanie....
bukan begitu, bintang bagi ku adalah kau. Sudaaah paham kan yah
maksudnya?” Hajey malu-malu mengungkapkan perasaannya.
“Ngga
paham... tolong di perjelas dong...” Hanie pura-pura tidak
mengerti.
“Aku
sangat menyukai mu, Sejak dulu sampai sekarang. Aku tak ingin
mengatakannya karena aku takut kau malah menjauhi ku. Karena itulah,
untuk bisa selalu bersama mu, aku memendam perasaan ku ini selama 3
tahun....Hanie... Jadi lah bintang di hatiku untuk selamanya....”
Ungkap Hajey.
"Kenapa
kau menyukai ku dan bukannya Chrisly ? Bukannya, kamu suka Chrisly
yang perfect ? Kamu bilang suka padaku sekarang , bukan karena kamu
patah hati karena Chrisly mengakui rahasianya kannn ???"
Ledekku.
"Yang
patah hati bukan aku, tapi Hosea." Ledek Hajey..
"Hei,
jangan bawa-bawa aku dong... maluuu tauu..." Ucap Hosea.
"Han,
Hajey memang menyukai mu kok. Dia selalu curhat sama aku. Dia itu,
cowok yang suka curhat tauuu... Jangan mau sama dia, kayak cewek."
Hosea gantian meledek Hajey.
"Heiii,
kau itu sebenarnya mendukungku atau apasih?" Gerutu Hajey.
"Han,
gimana jawabanya ... mau ngga ?" Tanya Hajey pada ku.
“Mauuuu
nggaaaa yahhhh........????“ Ledek ku. Lalu aku lari kabur karena
malu.
"Ayoooo...
Han, jawab dong...." Pinta Hajey yang ikut berlari mengejarku.
Kami
jadi seperti anak kecil yang berlari berkejar-kejaran kesana kemari.
Tapi, tetap menyenangkan.
Aku
sungguh bahagia , karena perasaanku tersampaikan. Ternyata selama
ini, kami memang sama-sama saling memendam perasaan kami satu sama
lain. Tapi sekarang, aku sudah mengetahui perasaan Hajey. Terimaksih
teman-teman. Dan Chrisly, terimakasih ... “CINTA bukan lah sekedar
ucapan seseorang kepada orang yang di cintainya secara berulang.
Kita bisa lakukan dengan tindakan dan sikap.Dan sikapnya Hajey
kepadaku adalah CINTA.”
SELESAI
Baca
cerita ku yang Lainnya tentang Hanie & Hajey yah... ^_^
Terimakasihhhhh
Devie
Archanie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar